Gagal Pergi ke Batam Karena Tak Mampu Urus Surat Bebas Covid, Pria di Medan Gantung Diri

- Senin, 15 Juni 2020 | 20:57 WIB
Personel Polsek Medan Baru bersama Tim Inafis Polrestabes Medan membawa jasad korban M Anwar yang tewas gantung diri di Medan, Sabtu (13/6/2020) ANTARA/HO
Personel Polsek Medan Baru bersama Tim Inafis Polrestabes Medan membawa jasad korban M Anwar yang tewas gantung diri di Medan, Sabtu (13/6/2020) ANTARA/HO

Kebijakan pemerintah yang mengharuskan masyarakat yang hendak pergi ke luar kota untuk menyiapkan surat keterangan bebas Covid-19, kembali berbuah malapetaka. Anwar (40), seorang pria di Medan, bunuh diri gara-gara tak mampu mengurus surat itu saat hendak ke Batam untuk bekerja.

Sri Rahmadani (46), istri Anwar, mengatakan kalau suaminya nekat gantung diri karena terhimpit ekonomi. Anwar telah menganggur selama dua bulan, dan mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk sekadar untuk makan.

"Aku rencana mau ke Batam. Katanya dia mau ikut. Rupanya harus cek kesehatan Covid-19. Satu orang bayar Rp500 ribu, jadi batallah kami ke sana, karena nggak ada uang kami,” kata Sri.

Menurut Sri, Anwar mulai putus asa karena kesulitan ekonomi. Tak cuma kesulitan membayar sewa kos yang jatuh tempo tiap tanggal 10, mereka juga kesusahan mencari uang untuk makan sehari-hari.

"Ini udah lewat tanggal (pembayaran sewa kos). Kami agak segan sama yang punya kos. Mungkin dipikirkannya (Anwar) kali," ujar Sri dengan air matanya yang tak henti-henti mengalir.

Anwar dan Sri baru saja menikah tiga bulan yang lalu. Menurut warga sekitar, mereka sering terlihat mesra berduaan. Pangantin baru itu kerap terlihat bergandengan tangan ketika keluar rumah. Warga pun tak menduga kalau Anwar bunuh diri.

Sri baru saja pulang mencari pinjaman uang dari tetangganya untuk membayar sewa kos ketika menemukan suaminya tewas dalam posisi tergantung dengan kain sarung yang biasa ia kenakan.

Walau tahu suaminya mulai putus asa, namun Sri tak meyangka kalau  lelaki yang menikahinya tiga bulan lalu bakal bunuh diri. Apalagi, beberapa jam sebelumnya, mereka masih bercengkerama di kamar kos mereka.

“Tadi kami masih sama di sini. Dia sempat salat zuhur, saya lagi nggak bisa salat. Terus saya keluar mau cari pinjaman uang sama kawan. Nggak jumpa sama kawan itu. Terus saya balik kemari,” kata Sri. 

Tiba di rumah, Sri mendapati pintu kamar kos mereka terkunci. Dia mencoba memanggil suaminya berulang kali, namun yang dipanggil tak juga menyahut. Karena tak disahut, dia kemudian mencoba mengintip dari jendela, namun sang suami tak terlihat. Lantas dia meminta tolong tetangganya untuk mendobrak pintu kamarnya.

"Tadi katanya dia lapar, jadi saya belikan tahu biar dia makan. Tadi pagi pun dia cuma makan roti. Kemarin pun dia cerita sedih karena nggak dapat bantuan beras dari pemerintah,” kata Sri sambil menangis.

Sebelum jadi pengangguran, Anwar, kata Sri, bekerja sebagai tukang parkir di Pajak USU, Jalan Jamin Ginting. Sementara Sri mencoba membantu suaminya mencari nafkah dengan membantu usaha dagang orang lain di Pajak USU.

"Untuk sementara dugaan kita korban meninggal karena bunuh diri. Tidak ada kita temukan tanda-tanda kekerasan. Dari dalam kamar kita temukan kain sarung dan identitas-identitas diri aja," jelas Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Ipda Sondi di lokasi kejadian.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X