Dua persoalan, yaitu masalah ketersediaan lahan dan masalah ketenagakerjaan, disebut masih menjadi batu sandungan bagi Indonesia untuk bisa memanfaatkan ketegangan AS-Tiongkok, dalam kaitannya untuk mengundang para investor AS yang akan hengkang dari Tiongkok pindah dan membenamkan investasinya ke Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam webinar yang dilaksanakan hari ini, Kamis (18/6/2020).
Bahkan, tak hanya investor AS saja, melainkan investor dari negara lain juga sangat menyoroti akan hal ini.
“Dari apa yang saya lihat setelah mengunjungi beberapa negara untuk menarik investasi, dua hal tersebut yang menjadi sorotan calon investor di luar negeri,” kata Menperin.
Namun demikian menurut Menperin Agus, kedua persoalan tersebut akan bisa diatasi karena sudah tercantum dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja yang sedang dalam masa pembahasan.
“Para calon investor sangat mengapresiasi RUU Cipta Kerja ini untuk menciptakan suasana investasi yang kondusif,” tuturnya.
Menperin Agus juga menyebut bahwa Indonesia memiliki keunggulan yang belum tentu dimiliki negara lain, yaitu jumlah populasi yang sangat besar. Maka itu diperlukan iklim investasi kondusif agar para calon investor asing memutuskan untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
“Pastilah mereka masuk karena populasi kita yang sangat besar,” pungkasnya.
