Produksi Garam Rakyat Belum Terserap, Kebijakan Impor Hanya Akan Tenggelamkan Petani Garam

- Rabu, 17 Maret 2021 | 22:23 WIB
Petani garam (Istimewa)
Petani garam (Istimewa)

Rencana pemerintah untuk kembali mengimpor garam dinilai sebuah kebijakan yang dapat merugikan masyarakat terutapa para petani garam yang masih banyak menghasilkan garam.

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengingatkan bahwa produksi garam di rakyat masih banyak yang belum terserap sehingga seharusnya tidak dilakukan kebijakan membuka impor komoditas tersebut.

Menurunya, akibat kebijakan tersebut, petani garam di Indonesia perlahan akan tenggelam dalam kesensaraan.

"Kalo impor diteruskan, ini sama saja menenggelamkan kehidupan petani garam secara pelan-pelan," katanya, Rabu (17/3/2021).

Hal ini disampaikan Akmal menanggapi keputusan pemerintah untuk melakukan impor garam pada tahun ini pada Rakor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Akmal mengatakan, dirinya merasakan psikologis para petani garam ini karena ia juga besar di lingkungan pantai di Bone Sulawesi Selatan yang banyak juga penduduknya bekerja sebagai nelayan yang  menggantungkan kehidupannya dari laut.

Ketersediaan garam nasional, tambah Akmal, sangat cukup untuk memenuhi semua kebutuhan baik industri maupun konsumsi, bahkan berlebih jika pengelolaannya baik.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sudah mendorong penjualan komoditas garam oleh petambak dapat memanfaatkan saluran digital seperti melalui sarana daring agar jangkauan pemasarannya lebih luas.

Menurut dia, saat ini pemasaran garam secara digital memang sudah berjalan, tetapi dinilai masih belum maksimal.

Penjualan garam secara daring, lanjut dia, dapat mempermudah penjual dan pembeli sehingga diharapkan penyerapan terhadap garam yang diproduksi bisa lebih maksimal dan tidak lagi bergantung kepada tengkulak.

Selain itu KKP juga telah membangun tunnel (terowongan) garam di Kampung Garam di Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Kelompok petambak garam Cirat Segoro Renges berproduksi di Kampung Garam dengan 26 anggota dan yang mereka hasilkan adalah garam kosmetik serta garam konsumsi. Harga jual produksi mereka ada di kisaran Rp30.000 sampai Rp40.000 per kilogram dengan pasar di sekitar DI Yogyakarta dan Lampung.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X