Tahun ini, sudah ada dua klinik aborsi di Jakarta yang 'disikat' bersih jajaran Polda Metro Jaya, baik itu klinik ilegal maupun legal. Polda Metro Jaya membuka pintu seluas-luasnya kepada masyarakat yang ingin memberikan informasi perihal titik mana saja yang didapati ada klinik aborsi.
"Ini memang daerah situ (Jakarta Pusat) masyarakat banyak tahu (lokasi klinik aborsi) dan kita butuh info masyarakat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Rabu (19/8/2020).
Yusri menyebut peran serta masyarakat yang memberikan informasi ke polisi terkait klinik atau lokasi aborsi ini sangatlah diperlukan polisi. Hal ini juga sebagai jalan utama polisi mengusut kasus-kasus seperti itu.
"Kita terus melakukan penyelidikan dan penyidikan supaya itu efektif dibutuhkan sumber informasi dari masyarakat. Peran masyarakat bisa jadi sumber awal melakukan penyelidikan dan penyidikan," beber Yusri.
Lebih jauh Yusri mengamini jika ada satu lokasi aborsi digerebek polisi, lokasi lainnya akan tidak beroperasi untuk sementara. Setelah para pelaku itu merasa aman, mereka kembali beroperasi.
"Tetap akal-akalan dari para pelaku setelah ada penggerebekan ini dia tiarap dulu dan setelah ini tenang baru beroperasi lagi, kata Yusri.
Seperti diketahui, belum lama ini Polda Metro Jaya menggerebek sebuah klinik aborsi yang berlokasi di Jalan Kenari, Senen, Jakarta Pusat. Dari kasus itu, polisi mengamankan 17 orang tersangka yang terdiri dari Dokter, perawat, pelayan, calo hingga pelaku yang menggugurkan kandungannya.
Kasus ini terungkap setelah polisi menerima informasi dari otak pembunuhan WNA Taiwan sekaligus bos roti berinisial S. Dari hubungan gelap S dan sang bos roti itu, S pada akhirnya menggugurkan kandunganya di klinik tersebut.
