Kisah Getirnya Mahasiswa Indonesia di Yordania Bertahan Hidup Saat Lockdown 24 Jam

- Kamis, 28 Mei 2020 | 15:15 WIB
Yuliandes Saputra mahasiswa S1 Jurusan Ushuluddin di Mu'tah University, Yordania asal Riau (Instagram/andesalpasiri)
Yuliandes Saputra mahasiswa S1 Jurusan Ushuluddin di Mu'tah University, Yordania asal Riau (Instagram/andesalpasiri)

Seorang mahasiswa S1 Jurusan Ushuluddin di Mu'tah University, Yordania asal Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau mengisahkan getirnya hidup di tengah pandemi di negeri orang. 

Mahasiswa bernama Yuliandes Saputra harus menghadapi kesulitan demi kesulitan saat ia tidak bisa pulang ke kampung halaman di Indonesia dan terpaksa bertahan di tengah lockdown di Yordania.

"Saya merasa sangat sedih karena lebaran kali ini tidak bisa pulang ke kampung saya karena lockdown, dan yang paling sedih nya ketika hari raya ini pemerintah Yordania memberlakukan lockdown 24 jam, sehingga membuat hari raya kali ini tidak terasa seperti hari raya," ujar Yuliandes melalui citizen jurnalisme kepada Indozone.id.

Katanya ini merupakan lebaran pertama saya di Yordania, terlebih lagi ini juga Ramadhan pertamanya juga dihabiskan di sana.

-
Yuliandes Saputra

 

Dia awalnya sempat merasa kesulitan karena saya hanya bisa menjalani Ramadhan pertama disuruh dirumah saja. Praktis ia tidak bisa merasakan masakan ibunya ketika sahur ataupun ketika berbuka puasa.

Jadi, karena kondisi disini sedang lockdown, dia hanya bisa menjalani kegiatan sehari-harinya semuanya dirumah, mulai belajar online, sholat, baik sholat fardhu atau pun tarawih, karena semua masjid ditutup, dan juga mengaji ataupun membaca dan muroja'ah hafalan al-qur'an.

"Akan tetapi dibalik itu semua, banyak kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada saya, yang mana Alhamdulillah saya menjadi Imam di salah satu masjid di Yordania ini," katanya.

-
Yuliandes Saputra

 

Jadi orang arab di sana menyediakan rumah gratis untuk para mahasiswa dari Indonesia dan 4 teman Yuliandes yang letaknya berada disamping masjid tersebut. Terlebih ketika berbuka puasa mereka memberikan makanan untuk berbuka puasa dan juga buah-buahan.

"Bahkan ada juga yang memberikan uang kepada kami," ujarnya.

Yuliandes meyebutkan kalau orang arab di Yordania mereka memiliki sikap yang ramah, menyayangi, dan bahkan sangat menghormati mahasiswa-mahasiswa asing.

"Untuk kampus saya sendiri yaitu Mu'tah University, ketika diumumkan untuk lockdown pihak universitas langsung mengambil tindakan dengan meliburkan seluruh mahasiswa nya dan memulai sistem belajar online," ujar Yuliandes.

Dan selama masa lockdown kemaren pihak universitas juga memberikan bantuan berupa sembako kepada seluruh mahasiswa nya yang berasal luar negeri.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X