Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menekankan bahwa UU Cipta Kerja diarahkan untuk menghadapi adanya kompetisi global. Menurutnya, kebijakan itu untuk mengatasi pelayanan birokrasi yang lamban, berbelit, menyebalkan, serta banyaknya regulasi yang tumpang-tindih.
"Kebijakan ini (UU Cipta Kerja) diarahkan untuk menghadapi kompetisi global," kata Moeldoko di Jakarta, dilansir dari Antara, Sabtu (17/10/2020).
Selain itu, ia mengatakan bahwa hadirnya UU Cipta Kerja akan memberikan kepastian hukum dan kemudahan untuk menemukan lapangan pekerjaan dan menciptakan usaha baru, termasuk para investor.
Kemudian terkait kompetisi global, ia menekankan peringkat kompetitif Indonesia ada di bawah Malaysia dan Thailand. Ia menilai bahwa Presiden malu melihat kondisi saat ini dan Presiden menginginkan Indonesia bisa maju dalam kompetisi global.
"Saya melihat Presiden malu melihat kondisi ini. Presiden ingin Indonesia maju," ungkapnya.
Ia menyampaikan bahwa perkembangan politik yang begitu dinamis di dalam negeri merupakan sebuah tantangan. Untuk itu, dia mengingatkan bahwa bangsa Indonesia tidak hanya menghadapi tantangan nasional, tetapi juga global.
"Ada fenomena global perubahan cepat, penuh risiko, dan kompleksitas yang luar biasa. Bahkan kadang-kadang mengejutkan," papar dia.
"UU Cipta Kerja ini merupakan penyederhanaan regulasi yang dibutuhkan, sehingga mau tidak mau birokrasi juga harus mengalami reformasi. Tapi saat pemerintah mengambil langkah, yang terjadi di masyarakat justru menolak. Ini paradoks. Kondisi ini harus kita luruskan," tutupnya.
