Video Baku Tembak di Universitas Cenderawasih, Pihak Kampus Diduga Cuma Diam Membiarkan

- Selasa, 29 September 2020 | 11:07 WIB
Sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua berunjukrasa di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/7/2019). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama.
Sekelompok orang yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Papua berunjukrasa di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/7/2019). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama.

Baku tembak yang terjadi di halaman kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) di Kota Jayapura, Papua, Senin (28/9/2020), diketahui dipicu oleh aksi unjukrasa mahasiswa, yang menolak perpanjangan Otonomi Khusus Papua Jilid 2.

Menurut informasi yang terhimpun, unjukrasa pada awalnya berlangsung tertib. Namun, pada pukul 11 siang, karena mahasiswa belum juga bubar, aparat melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan paksa.

Pembubaran paksa itu dilakukan karena sesuai izin unjukrasa, batas waktu para mahasiswa itu cuma sampai pukul 11.00 WIT.

Menurut seorang saksi di lokasi, unjukrasa mahasiswa Uncen tidak hanya digelar di halaman kampus dekat gedung Auditorium Uncen, tetapi juga di daerah Perumnas 3 Waena, Kota Jayapura.

Selain melebihi batas waktu, pembubaran paksa juga dilakukan karena diduga mahasiswa memaksa melanjutkan unjukrasa ke jalanan.

Namun, saat mereka hendak keluar dari halaman kampus untuk menuju ke Kantor Gubernur, aparat menghadang mereka.

Dalam insiden itu, dua mahasiswa yang menjadi koordinator sempat diamankan aparat, sebelum kemudian dilepaskan setelah negosiasi.

Dalam keterangan videonya yang beredar, aktivis HAM, Veronica Koman menyebut bahwa aparat TNI-Polri terlibat dalam insiden mencekam tersebut.

"TNI-Polri masuk kampus bonus hujan tembakan, tapi kampus diam. Satu Indonesia Raya juga diam," tulisnya melalui Twitter, Selasa (29/9/2020).

Koman pun menyindir pihak kampus yang menurutnya hanya diam atas kejadian itu, dengan menyebut nama Universitas Cenderawasih sudah diganti.

"Universitas Cenderawasih telah ganti nama jadi ‘Universitas Garuda’ per 28 September 2020," tulisnya.

Namu menurut keterangan Koman, aparat TNI dan Polri ikut terlibat dalam insiden mencekam tersebut.

"TNI-Polri masuk kampus bonus hujan tembakan, tapi kampus diam. Satu Indonesia Raya juga diam," tulisnya pula.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X