Robinson Sinurat, Anak Petani yang Lulus S2 dari Universitas Ternama

- Selasa, 24 September 2019 | 16:41 WIB
instagram/@robinsonsinurat
instagram/@robinsonsinurat

Tak ada kata tak mungkin untuk mewujudkan impian, hal ini berhasil dibuktikan oleh seorang anak petani bernama Robinson Sinurat. Obin, begitu sapaan akrabnya berasal dari Tanjung Beringin Sumatera Utara. Ia berhasil lulus S2 dari Universitas Prestisius, Columbia, New York, Amerika Serikat.

Anak kelima dari tujuh bersaudra ini rela merantau dan berjauhan dari orang tua untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Sejak sekolah, Obin ingin mengenyam pendidikan di sekolah yang memiliki fasilitas lengkap, sayangnya keinginannya sering terkendala oleh biaya. Namun, ia yakin bahwa setiap orang punya rezeki masing-masing.

-
instagram/@robinsonsinurat

 

"Ketika di giliran aku mau masuk SMP, mau masuk SMA, selalu terkendala dengan keuangan. Jadi mereka selalu bilang coba ke negeri dulu aja, kalau masuk negeri keuangan kita bisa mencukupi,” ujarnya dilansir dari VOA Indonesia.

Obin sering diberi nasihat oleh orang tuanya agar selalu semangat menempuh pendidikan agar menjadi juara. Bahkan orang tuanya berpesan jika ia tidak bisa masuk ke kampus negeri, maka orang tuanya tidak sanggup membiayai. Jika Obin tak bisa masuk negeri, ia harus belajar lagi sampai masuk.

Kegigihan dan semangat belajar Obin tak berakhir sia-sia, setelah sempat mendaftar ujian tertulis di Universitas Padjadjaran, ia justru lulus di Universitas Sriwijaya Palembang di jurusan Fisika, namun ini bukanlah jurusan yang diinginkannya.

“Menurut aku pribadi bukan masalah apa pun jurusannya, tapi pola pikirnya, mindset kita itu gimana ketika kita kuliah, jauh dari orang tua juga. Jadi OK ambil ajalah, yang pasti masuk perguruan tinggi negeri, orang tua sanggup membayar,” ujarnya.

Karena terkendala biaya dan sempat disuruh untuk mendaftar lagi tahun depan, Obin dengan penuh percaya dirinya menganggap bahwa ini adalah kesempatan berharga untuknya. Dia pun nekat meminjam uang sebesar Rp2,4 juta kepada teman dekatnya. Uang itu ia gunakan untuk mendaftar ke kampus Unsri dan membayar uang trasnportasi dari Bandung ke Palembang.

-
instagram/@robinsonsinurat

 

Nasib mujur menerpa Obin. Obin yang ketika tiba di kampus hanya memegang uang sebesar Rp250 ribu, awalnya bingung bagaimana cara membayar uang kos. Namun, untungnya di ditawari oleh penjaga kos-an untuk tinggal di kamarnya.

“Kalau memang kamu mau, kamu tinggal sama saya aja, tapi ya namanya juga kamar penjaga kos-an ya, enggak ada apa-apa, dan sempit. Nanti kamu bayarnya terserah aja berapa dan kapan. Kalau kamu ada uang aja dibayar, tapi kalau uang listrik bayarlah ya, maksudnya paling cuman 10 apa 20 puluh ribu per bulan gitu,” ujarnya.

Tak sampai disitu, Obin sempat bingung bagaimana cara membayar uang praktikum dan biaya hidup khususnya untuk makan. Obin bahkan sampai makan satu kali sehari di kanton kamopsu saat sore.

-
instagram/@robinsonsinurat

 

“Jadi dulu itu strateginya adalah aku beli nasi banyak, sepiring gede terus pakai sayur, pakai ikan atau daging apa gitu bayarnya kan cuman itu doang,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X