Penurunan ODHA di Bogor Tak Diimbangi Ketersediaan Obat ARV

- Selasa, 17 September 2019 | 16:10 WIB
Ilustrasi hasil test HIV. (iprexnews.com)
Ilustrasi hasil test HIV. (iprexnews.com)

Angka perbandingan penularan HIV di Kota Bogor terus menurun selama tiga tahun terakhir. Angka ini selaras dengan data Dinas Kesahatan Kota Bogor yang melansir penularan HIV sejak tahun 2016 hingga 2018.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor, Jawa Barat, Iwan Setiawan menyatakan, tren kasus penularan HIV turun signifikan dari tahun ke tahun.

"Tahun 2016 ada 751 kasus, tahun 2017 menurun jadi 505 kasus, kemudian tahun 2018 menurun lagi temuannya sebanyak 446 kasus," kata Iwan, Selasa (17/9).

Lebih lanjut ia menjelaskan, jika diakumulasikan jumlah penularan HIV di Kota Bogor sejak tahun 2005 sampai 2018 ada sebanyak 4.610 kasus. Sedangkan penularan AIDS dalam rentang waktu yang sama ada sebanyak 1.815 kasus.

Sayangnya, angka penurunan itu tidak diimbangi dengan ketersediaan obat-obatan penderita HIV seperti antiretroviral ( ARV ) fixed dose combination jenis tenovofir, lamivudine dan efaviren, serta ketersediaan alat pencegahan HIV seperti alat suntik steril.

"Ini menjadi perhatian KPA Kota Bogor, karena dengan ketidaktersediaan tersebut dikhawatirkan dapat menjadi pemicu kembali naiknya angka prevalensi penularan HIV di Kota Bogor," katanya.

Untuk diketahui, data Indonesia AIDS Coalition (IAC) menyebutkan, hingga saat ini baru 17 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan ARV.

"Artinya, dari 640 ribu ODHA di Indonesia, baru 140 ribu yang menerima pengobatan ARV. Masih ada 500 ribu orang lainnya yang belum menerima pengobatan. Ini catatan  sangat buruk," ungkap Direktur Eksekutif IAC, Aditya Wardhana.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X