Apa Itu Hoaks, Misinformasi, dan Disinformasi?

- Kamis, 5 September 2019 | 14:36 WIB
photo/Ilustrasi/Pixabay
photo/Ilustrasi/Pixabay

Perkembangan teknologi di era serba canggih saat ini memungkinkan siapa saja memperoleh informasi dengan cepat dan mudah. Namun di sisi lain, kemudahan informasi justru menimbulkan dampak lain bagi masyarakat. Salah satunya, penyebaran konten-konten yang tidak benar atau dikenal dengan istilah hoaks.

Konten-konten hoaks dikategorikan menjadi dua jenis yaitu misinformasi dan disinformasi. Misinformasi adalah jenis hoaks di mana kebenaran berita atau informasi dipelintir sedemikian rupa sehingga membentuk narasi yang menyimpang dan menyesatkan banyak orang.

-
photo/Ilustrasi/Pixabay

Penyebaran  misinformasi biasanya terjadi secara tidak sengaja karena kabar yang beredar disampaikan dari mulut ke mulut dan memungkinkan setiap orang mengurangi atau menambahkan informasi itu.

Sedangkan, disinformasi merupakan informasi palsu yang sengaja disebarkan untuk menipu atau merekayasa dengan motif tertentu. Disinformasi adalah bagian dari misinformasi yang sifatnya mengada-ada atau menciptakan sesuatu yang benar-benar tidak ada sama sekali.

Ada beberapa tipe misinformasi dan disinformasi yang dirangkum Indozone dari berbagai sumber, Kamis (5/9):

1. Satire atau parodi

-
photo/Ilustrasi/Pixabay

Informasi yang bersifat satire atau parodi bisa saja sengaja dibuat dengan niat merugikan dan mengelabui seseorang. Biasanya, dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan terselubung.

2. False Connection

-
photo/Youtube/The Era of Fake News

Suatu informasi dikatakan 'false connection' atau keterkaitan yang salah jika antara judul dan isi berita tidak adanya hubungannya. Terkadang judul berita dibuat provokatif, sedangkan isinya tidak menjelaskan apa pun dari judul berita yang ada atau bisa juga disertai dengan gambar yang mendukung narasi judul tersebut (ilustrasi), sehingga terkesan judulnya memang benar-benar terjadi.

3. Konten Manipulasi

-
photo/Boredpanda

Isi berita yang sebenarnya atau gambar/foto dimanipulasi dengan tujuan mencurangi, membohongi, hingga menipu pembaca berita. Hal ini bisa dilakukan oleh orang tertentu dengan tujuan memutarbalikkan fakta, sehingga fakta yang sebenarnya tertutupi oleh manipulasi berita yang dilakukan.

4. Konten Menyesatkan

-
photo/Ilustrasi/Pexels

Narasi berita bersifat menyesatkan digunakan untuk framing (membentuk opini) sebuah isu atau seseorang. Kita bisa lihat beberapa berita yang sengaja membingkai seseorang, seolah orang tersebut menjadi baik dan seperti pahlawan. Padahal, bisa jadi sepak terjang orang itu sebelumnya tidak sesuai dengan gambaran yang dibuat.

5. Propaganda

-
photo/Ilustrasi/Pixabay

Biasanya propaganda terjadi saat musim politik atau kampanye. Tentunya, setiap partai politik atau pun di berbagai organisasi selalu terdapat propaganda. Tujuannya berita propaganda untuk mengatur/menggiring sikap, nilai, dan pengetahuan pembaca.

6. Konteks yang Salah

-
photo/Ilustrasi/Pixabay

Hal ini berlaku ketika isi berita yang asli dibagikan dengan infromasi dengan konteks yang salah. Disinformasi ini sangat mudah dilakukan dengan mengambil dua konten yang satu tema, namun berbeda tempat dan waktunya.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X