Tak Hanya Penerbangan, Pengusaha Kapal Juga Butuh Insentif

- Kamis, 25 Juni 2020 | 18:24 WIB
Ilustrasi kapal. (freepik/wirestock)
Ilustrasi kapal. (freepik/wirestock)

Asosiasi Pengusaha Pemilik Kapal Indonesia atau Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengaku terus menanti uluran tangan pemerintah berupa stimulus, untuk melakukan restrukturisasi pinjaman modal mereka, ditengah masa pandemi seperti sekarang ini. 
  
Hal itu disampaika  oleh Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto dalam webinar bersama Forum Wartawan Perhubungan, Kamis (25/6/2020). Carmelita mengungkap, sejatinya pemerintah telah menjanjikan untuk stimulus berupa restrukturisasi pinjaman. Namun sayangnya hingga kini belum ada realisasi dari kebijakan tersebut. 

Tak hanya itu, Carmelita juga mengeluhkan pelaksanaan kebijakan tersebut di lapangan. Sebab, selain kebijakan tersebut yang tak kunjung berjalan, kebijakan bank BUMN dan bank swasta pun berbeda-beda. 

"Sudah disampaikan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) petunjuk restrukturisasi untuk berbagai usaha termasuk pelayaran. Tapi realisasinya ini belum keluar," ujar Carmelita. 

Menurutnya, pinjaman para pengusaha kapal selama ini cukup tinggi. Sementara mereka meminta modal kerja lagi dan lain-lain, namun belum diberikan. Terlebih kebijakan pada bank swasta. 

"Kalau bank swasta kalau mau restrukturisasi boleh, tapi rating peminjam turun karena mengubah dan dilihat performance," ungkapnya. 

Tak hanya itu, INSA juga masih menanti stimulus keringanan pengenaan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari pemerintah bagi semua operator pelayaran. Menurut Carmelita, stimulus keringanan PNBP tersebut regulasinya sedang disiapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 

Di sisi lain, Carmelita mengakui, industri jasa pelayaran sudah mendapatkan beberapa stimulus, seperti keringanan pengurusan sertifikat dan docking bila tak terlalu mendesak dan tak mempengaruhi unsur keselamatan.

Carmelita mengakui, keringanan biaya pelabuhan juga sudah diterapkan operator kepelabuhanan. Diakuinya para pelaku pelayaran sangat membutuhkan stimulus dari berbagai pihak guna menjaga keberlangsungan usahanya saat dan setelah pandemi Covid-19.

Dia menggbarkan, kinerja sektor pelayaran nasional sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. Dampak Covid-19 dirasakan hampir merata pada seluruh sektor pelayaran.

Ia mencontohkan, pendapatan angkutan penumpang maupun kapal roro merosot 75-100%, sektor kontainer turun 10-25%, serta curah kering, liquid tanker, tug and barges yang juga mengalami penurunan pendapatan 25-50%. 

"Bukan hanya itu, akibat para pemilik barang kesulitan keuangan berdampak pada penaikkan piutang perusahaan pelayaran sehingga membuat cash flow perusahaan terganggu, khususnya pada sektor barang kontainer, curah kering, dan tug and barge," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X