Sejarawan Baskara T. Wardaya menceritakan bahwa ketuhanan yang kemudian menjadi salah satu dasar pokok negara dalam Pancasila berdasarkan pengalaman empirik dari Presiden Pertama Indonesia Soekarno.
Hal tersebut disampaikan Baskara melalui diskusi secara virtual atau daring bersama PARA Syndicate soal 'PANCASILA: Membangun Karakter dan Janji Bernegara'.
"Jadi dia sebagai orang Jawa pada umumnya mengalami pengalaman sehari-hari. Pengalaman agama dia mendalam, tetapi juga bertolak dari pengalaman empirik," ucap Baskara, Senin (1/6/2020).
"Dari ayahnya Kejawen-Islam, ibunya Hindu, bertemu dengan orang-orang Katolik, dan sebagainya," tambahnya.
Oleh sebab itu, Baskara mengimbau agar agama dikehendaki bukan hanya berdasarkan masalah doktrin, teologi, ajaran-ajaran, serta juga norma, melainkan juga harus bertolak dari pengalaman hidup sehari-hari seperti Bung Karno.
"Jadi berdasarkan pengalaman sehari-hari, entah sebagai individu yang percaya Tuhan tetapi juga sebagai anggota komunitas beragama di Indonesia," ungkap Baskara.
"Jadi yang ditekankan kita sebagai bangsa, ada persatuan, musyawarah, mufakat kesejahteraan dan sebagainya, tetapi semuanya itu dibungkus oleh kebersamaan sebagai bangsa yang beriman," tutupnya.