Dicuci Otak, Wanita Ini Sebut Islam Agama Asing, Dinikahi 3 Bulan Langsung Siap Mati

- Minggu, 4 April 2021 | 16:34 WIB
Dian Yulia Novi, terpidana kasus rencana peledakan bom panci di Istana Negara pada 11 Desember 2016. (YouTube TV One)
Dian Yulia Novi, terpidana kasus rencana peledakan bom panci di Istana Negara pada 11 Desember 2016. (YouTube TV One)

Dalam beberapa waktu terakhir setidaknya ada dua perempuan, yang diberitakan sebagai pelaku aksi terorisme.

Yang pertama adalah wanita bernama Yogi Sahfitri Fortuna alias Dewi, yang melalukan bom bunuh diri bersama suaminya, Muh Lukman, di halaman Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021.

Yang kedua adalah Zakiah Aini (25 tahun), perempuan yang ditembak mati di Mabes Polri usai mondar-mandir sambil menodongkan senjata.

Keterlibatan perempuan dalam aksi semacam itu mengingatkan publik akan sosok Dian Yulia Novi, perempuan pertama di Indonesia yang terlibat aksi teror.

Saat itu, Dian berencana meledakkan bom bunuh diri dengan 'bom panci' di depan Istana Negara pada  11 Desember 2016.

Belakangan, video wawancara eksklusif  Dian bersama reporter senior TV One, Ecep S Yasa, kembali beredar dalam beberapa jam terakhir.

Dalam video tersebut, Dian secara blak-blakan menyebut bahwa jalan yang ditempuhnya adalah sebuah jalan asing di dalam Islam, yang ia sebut sebagai jalan Algurobah. Ia mendapatkan pandangan demikian setelah mengikuti tausiah-tausiah di Facebook.

"Karena ini adalah jalan algurobah, jalan orang-orang yanga sing. Saya tidak merasa terhina menjadi orang yang asing. Saya bangga menjadi orang yang asing seperti ini. Islam berawal dari agama asing, dan akan berakhir menjadi agama asing juga. Di dalam hadits juga ada," katanya.

Dian, yang belakangan divonis 7,5 tahun penjara, menganggap, setelah dicuci otak oleh suaminya, agama Islam pada akhirnya akan dianggap semakin asing dan aneh. Ia mengatakan demikian, dengan mengacu pada persepsi orang kebanyakan dalam memandang perempuan bercadar.

"Kita ambil contoh. Kita mayoritas Islam. Apakah mereka salat semua? Kita gak tahu. Yang bercadar sedikit meskipun tidak dilarang. Tetapi bila saya jalan pakai cadar, orang-orang kesannya aneh. Mereka nganggap asing. Tapi kalau pakai jilbab biasa, jilba pendek, pakai jins (di mana) lekuk tubuh kelihatan, mereka asik aja melihatnya," kata perempuan asal Cirebon itu.

Dian mengaku, tekad untuk meledakkan bom bunuh diri sudah ada sejak awal pernikahannya dengan  Nur Solihin. Namun, ia mengaku semua persiapan rencana bom bunuh diri diatur oleh suaminya, Nur Sholihin.

"Sesudah ijab kabul, kami bertemu. Bahas masalah ini (rencana bom bunuh diri). Setelah itu kami berpisah. Bulan November kami bertemu lagi. Saat itu saya dibaiat sama suami langsung. Kami berjabat tangan langsung. Saya dibaiat. Didiktekan teksnya oleh beliau. Saya pun mengikuti," ujarnya, namun mengaku lupa teks berbahasa Arab yang didiktekan kepadanya.

Dalam mempersiapkan rencana bom bunuh diri, selain dengan suaminya, mereka juga bekerja sama dengan Bahrun Naim, teroris ISIS. Mereka berkomunikasi lewat aplikasi Telegram.

Menurutnya, Bahrun Naim berperan dalam memberitahukan target yang akan dibom, yakni saat itu adalah Paspampres di Istana Negara.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X