Demokrat Sebut Jhoni Allen Tak Paham Sejarah: Tinggal di Planet Mars Kali!

- Senin, 1 Maret 2021 | 16:00 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono usai Kongres V Partai Demokrat di Jakarta. (ANTARA/M Risyal Hidayat)
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono usai Kongres V Partai Demokrat di Jakarta. (ANTARA/M Risyal Hidayat)

DPP Partai Demokrat tak sepakat adanya tudingan bahwa Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak ikut berkeringat dan tidak berdarah-darah dalam mendirikan Partai berlambang Mercy ini.

"Kalau dibilang SBY tidak berdarah-darah membangun Partai Demokrat, mungkin yang bilang begitu tidak tinggal di planet bumi. Tinggal di planet Mars kali," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan, Senin (1/3/2021).

Herzaky mengatakan, adanya tudingan tersebut merupakan sebuah bentuk manipulasi sejarah bahwa SBY enggan terlibat dalam mendirikan Partai Demokrat. 

Padahal, gagasan membentuk partai ini dimulai ketika SBY kalah dari Hamzah Haz untuk menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 2001.

"Bapak Ventje Rumangkang (almarhum) kemudian menyarankan SBY mendirikan partai. Bapak Ventje menyampaikan bahwa banyak orang yang menginginkan SBY menjadi pemimpin nasional, termasuk menjadi wakil presiden," terang dia.

Herzaky menambahkan, realitas politik tak memungkinkan lantaran SBY ketika itu tidak mempunyai partai. Setelah berdiskusi dengan sang istri yaitu almarhum Ani Yudhoyono, kemudian mengamini usulan Ventje.

Baca Juga: 12 Teroris Ditangkap di Jatim Berkaitan Dengan Upik Lawanga

SBY pula yang kemudian menciptakan nama, logo, bendera, mars, hingga manifesto politik Partai Demokrat. Partai ini pun didirikan pada 9 September 2001, mengambil tanggal yang sama dengan hari ulang tahun SBY pada tanggal 9 bulan sembilan.

"Begitu pula dengan pemilihan jumlah deklarator pendiri partai sebanyak 99 orang. Di antara deklarator itu, bahkan ada nama staf pribadi SBY. Setelah partai terbentuk, Ani Yudhoyono, istri SBY, juga didapuk menjadi wakil ketua umum. Hal-hal tersebut demi meyakinkan publik dan menjadi representasi SBY di Demokrat," jelasnya.

Herzaky menekankan, apa yang disampaikannya adalah kenyataan sejarah yang tidak bisa dipungkiri. Sehingga jika ada pihak yang bilang tidak ada keringat SBY mendirikan partai, maka dia menduga orang tersebut tak mengetahui sejarah partai.

"Itu ketahuan orang yang tidak paham sejarah. SBY sendiri tak pernah mengklaim berdirinya Demokrat sebagai perjuangannya sendiri. Namun kami mengaku heran jika kini banyak deklarator atau pendiri partai yang merasa lebih besar dan berjasa mendirikan partai," katanya.

"Demokrat memang didirikan untuk menjadi kendaraan politik mendorong SBY menjadi calon presiden. Publik memilih Demokrat karena ingin Pak SBY punya kendaraan politik," tambahnya.

Lebih lanjut, Herzaky mengtarakan, bilamana realita politik menyebutkan kalau tidak ada figur SBY, masyarakat tak akan memilih Partai Demokrat dan mendapatkan perolehan suara yang baik.

"Sebagai contoh, suara Partai Demokrat 20 persen di tahun 2009, suara Bapak SBY 61 persen. Ini saja sudah menunjukkan, ketokohan Bapak SBY itu sangat penting bagi Partai Demokrat," tegasnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X