Seorang WNI Terkena Peluru Nyasar saat Konflik Militer di Sudan

- Rabu, 19 April 2023 | 19:46 WIB
Sejumlah WNI dievakuasi ke KBRI Kartoum saat konflik militer di Sudan. (ANTARA/HO-KBRI Khartoum)
Sejumlah WNI dievakuasi ke KBRI Kartoum saat konflik militer di Sudan. (ANTARA/HO-KBRI Khartoum)

Seorang WNI dikabarkan terkena pantulan peluru nyasar pada Minggu (16/4/2023) di tengah konflik militer di Sudan, sementara belasan WNI telah dievakuasi ke KBRI Khartoum.

“Peristiwa itu terjadi pada hari kedua konflik. WNI yang dimaksud tinggal di Arkaweet, dan terkena pantulan peluru nyasar yang menyebabkan goresan kecil di pinggang,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan singkat, mengutip Antara, Rabu (19/4/2023).

“Saat ini yang bersangkutan sudah sembuh dan sehat,” ujar dia, menambahkan.

Menyikapi semakin panasnya situasi di Sudan, KBRI Khartoum mengevakuasi 15 WNI ke tempat perlindungan di kantor KBRI, pada Selasa (18/4).

Evakuasi tersebut dilakukan ketika staf KBRI bergerak untuk menyalurkan bantuan logistik kepada para WNI yang terdampak situasi keamanan di negara itu.

“Menggunakan kesempatan pergerakan saat melakukan distribusi logistik, KBRI membawa 15 WNI dimaksud dari wilayah Khartoum, yang mayoritas terdiri dari keluarga yang mempunyai anak kecil atau bayi serta ibu hamil,” kata Judha.

Tetap di Rumah

Mempertimbangkan situasi peperangan yang masih berlangsung di beberapa titik di Khartoum, kata dia, para WNI yang belum bisa menjangkau tempat perlindungan di KBRI diimbau untuk tetap berada di rumah masing-masing dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah.

“Demi keselamatan, pergerakan menuju safe house KBRI dilakukan ketika situasi keamanan sudah memungkinkan,” tutur Judha.

Berdasarkan data KBRI, tercatat sekitar 1.209 WNI menetap di Sudan, yang mayoritas berdomisili di wilayah Khartoum, sebagian di Wad Madani, serta Port Sudan.

Pertempuran berkecamuk sejak Sabtu (15/4) antara tentara nasional Sudan dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di Khartoum dan wilayah sekitarnya.

Baca Juga: Lagi Ramai! Mayat WNI di Jepang Ditemukan Dalam Koper, Pelaku Pembunuhan Diduga 3 WNI

Lebih dari 180 orang tewas dan 1.800 lainnya terluka dalam kekerasan yang sedang berlangsung, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ketidaksepakatan antara dua rival militer mengenai reformasi militer dan keamanan, yang melibatkan partisipasi penuh RSF di ketentaraan, telah berubah menjadi konflik panas dalam beberapa bulan terakhir.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X