INDOZONE.ID - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan imbas gempa magnitudo 7,5 di Maluku Tenggara Barat, air laut sempat mengalami kenaikan. Meski begitu dia bilang kenaikan air tersebut tidak signifikan.
"Tetap ada kenaikan air laut tapi tak signifikan," ujar Dwikorita dalam konfrensi pers, Selasa (10/1/2023) pagi.
Baca Juga: Peringatan Dini Tsunami di Maluku Berakhir, BMKG: Masyarakat Bisa Beraktivitas Normal
Berdasarkan observasi 4 Tide Gauge di sekitar sumber gempa bumi (Seira, Adaut, Lirang, dan Larat), tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan.
Dikatakannya, berdasarkan hasil monitoring BMKG hingga pukul 04.00 WIB, gempa suuslan terjadi sebanyak empat kali. Di mana dengan magnitude terbesar M5,5 dan terkecil M4,1.
"Hingga pukul 04.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 4 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitude terbesar M5,5 dan terkecil M4,1," tuturnya.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 7,5 Terjadi di Maluku, BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami!
Selain itu diungkapkannya peringatan dini tsunami diakhiri oleh BMKG setelah pihaknya melakukan analisis terhadap gempa ersebut.
"Peringatan Dini Tsunami dinyatakan berakhir pada pukul 03.43 WIB," tandasnya.
Diketahui gempa bersekala 7,5 magnitudo terjadi di Maluku Barat Daya pada Selasa (10/1/2023) dini hari. Bahkan BMKG sempat mengeluarkan peringatan tsunami akibat gempa itu dan kemudian diakhiri kembali.
Untuk episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,37° Lintang Selatan (LS) ; 130,23° Bujur Timur (BT) atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah barat laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 km.
