Makin Tercemar! Kesehatan Masyarakat di Tepi Sungai Mahakam Kian Terancam

- Senin, 23 Januari 2023 | 13:46 WIB
Kondisi kehidupan masyarakat di tepian Sungai Mahakam (Z Creators/Dina Wulandari)
Kondisi kehidupan masyarakat di tepian Sungai Mahakam (Z Creators/Dina Wulandari)

Siapa yang enggak kenal dengan Sungai Mahakam, sungai terbesar yang terletak di Kalimantan Timur ini bereda di Kota Samarinda. Sungai Mahakam punya kedalaman 30 meter dengan panjang 920 km dan luas 149.277 km2. Sungai ini menjadi pusat berbagai aktivitas baik bagi masyarakat Kaltim maupun masyarakat setempat dan telah lama menjadi titik nadi bagi kehidupan masyarakat Samarinda. 

Sungai Mahakam merupakan salah satu sumber kehidupan bagi masyarakat Samarinda. Masyarakat setempat menggunakan air di Sungai Mahakam untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mencuci, mandi, dan beberapa aktivitas lainya. 

-
Limbah sampah yang dibuang ke Sungai Mahakam (Z Creators/Dina Wulandari)

Sungai Mahakam telah lama menjadi jalur distribusi barang, jalur perdagangan hingga akhir-akhir ini Pemerintah Kota Samarinda menjadikan Sungai Mahakam sebagai destinasi wisata dengan menyajikan hamparan keindahan Sungai Mahakam serta alam disekitarnya. Salah satu hal yang ikonik dari sungai ini karena menjadi habitat ikan yang hanya hidup di Sungai Mahakam yaitu Ikan Pesut. Sayangnya, jumlah ikan pesut di Sungai Mahakam semakin langka tiap tahunnya. 

-
Sungai Mahakam menjadi jalur distribusi perdagangan serta transportasi masyarakat setempat (Z Creators/Dina Wulandari)

Ironi! Dibalik sejumlah keindahannya, aliran Sungai Mahakam telah tercemar. Pencemaran ini telah lama terjadi dan semakin parah dari masa ke masa. Salah satu faktor penyebabnya adalah pencemaran limbah aktivitas sehari-hari masyarakat setempat. 

Parahnya, pada September tahun lalu, pencemaran air terbesar di Sungai Mahakam didominasi oleh jenis sampah mikroplastik dengan 71,8 persen jenis fiber dan 23,2 persen jenis filamen serta mikroplastik lainnya, seperti botol minuman, tas, popok, sedotan, bungkus makanan hingga beberapa kayu yang mengapung di permukaan Sungai Mahakam. Selain itu, rendahnya edukasi dan pemahaman tentang pengolahan sampah juga pelaksanaannya menjadi salah satu faktor utama penyebab pencemaran ini terjadi.  

-
Beberapa kayu yang tidak terpakai dibiarkan mengapung di permukaan air Sungai Mahakam (Z Creators/Dina Wulandari)

Banyaknya limbah sampah ini mengakibatkan terganggunya keseimbangan kehidupan serta menurunnya kesehatan masyarakat sekitar. 

Pencemaran yang semakin parah dapat dilihat dari sampah yang menumpuk dan terbawa arus aliran Sungai Mahakam pada saat air surut. Akibatnya, berbagai jenis sampah menumpuk di sekitar rumah warga. 

-
Jenis limbah lainnya turut memperparah pencemaran Sungai Mahakam (Z Creators/Dina Wulandari)

Warna dari air Sungai Mahakam pun turut berubah menjadi semakin keruh tiap harinya. Hal ini menandakan parahnya pencemaran yang terjadi di Sungai Mahakam. 

-
Warna air dari Sungai Mahakam yang kian keruh tiap harinya (Z Creators/Dina Wulandari)

Keadaan yang tidak kunjung membaik ini menjadikan Sungai Mahakam semakin tercemar dan membahayakan kehidupan masyarakat setempat. Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur menghimbau agar masyarakat setempat enggak secara langsung meminum air Sungai Mahakam melainkan diproses terlebih dahulu supaya bersih dan aman. 

-
Kondisi saat air Sungai Mahakam surut yang menyulitkan keberlangsungan masyarakat setempat (Z Creators/Dina Wulandari)

Pencemaran di Sungai Mahakam bisa dikurangi dengan melakukan pengolahan sampah yang baik dan benar serta menghentikan kebiasaan membuang sampah ke Sungai Mahakam. 

Artikel Menarik Lainnya:

Sal Lavallo, Traveler Termuda Keliling 193 Negara Curhat Pengalamannya Jadi Mualaf

7 Fakta Siswa NTT Juara Lomba Matematika Dunia, Anak Petani yang Ingin Seperti Elon Musk

Bahagianya! Bocah NTT Juara Lomba Matematika Dunia Dapat Beasiswa hingga SMA dari Idolanya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X