Presiden Joko Widodo Hadiri Konferensi Perubahan Ikilm PBB di Glasgow

- Senin, 1 November 2021 | 22:36 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turut menghadiri Konferensi Perubahan Ikilm  PBB (COP26), di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, Senin (1/11/2021). 
Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turut menghadiri Konferensi Perubahan Ikilm  PBB (COP26), di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, Senin (1/11/2021). 

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) turut menghadiri Konferensi Perubahan Ikilm  PBB (COP26), di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya, Senin (1/11/2021). 

Tampak pada foto, Presiden Jokowi bersama Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri) dan Sekjen PBB Antonio Guterres (kanan) berpose.

Disisi lain, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa (KTT PBB) terkait perubahan iklim edisi ke 26 atau COP26 dapat menjadi momentum Indonesia sebagai negara tujuan investasi hijau (green investment).

"Hal ini mengingat Indonesia memiliki potensi besar untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan serta sektor energi dan transportasi sebesar 650 Mton CO2e dan 398 Mton CO2e, jika dibantu oleh pendanaan internasional," katanya melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (1/11) dikutip dari ANTARA.

Baca juga: Momen Saat Iko Uwais Bertemu dengan Jason Statham dan Bersenda Gurau

Oleh sebab itu, dia mengajak seluruh pihak agar berinvestasi untuk ketahanan dalam perubahan iklim, di antaranya perlindungan diri di mana masyarakat bisa mengambil langkah proaktif untuk meminimalkan dampak perubahan iklim.

Selain itu, investasi swasta juga sangat dibutuhkan karena dana publik saja tidak akan cukup untuk dapat mencapai target nol emisi seperti yang diharapkan, sehingga kerjasama seluruh pihak sangat penting.

“Perubahan iklim sangat berdampak kepada seluruh masyarakat dunia sehingga perlu dilakukan transisi menuju ekonomi rendah karbon. Namun pada prinsipnya transisi yang dilakukan haruslah transisi yang tepat dan terjangkau,” katanya.

Dalam menghindari perubahan iklim, Masyita menjelaskan Indonesia telah melakukan berbagai upaya, antara lain menggagas sistem penganggaran perubahan iklim atau Climate Budget Tagging dalam APBN.

Selama 2016-2019, rata-rata realisasi belanja untuk perubahan iklim sebesar Rp86,7 triliun per tahun, sedangkan selama lima tahun terakhir, rata-rata alokasi anggaran perubahan iklim di APBN mencapai 4,1 persen per tahun.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X