Surya Paloh: Jika Tak Malu, 100 KPK Pun Tidak Memberikan Efek Berantas Korupsi

- Senin, 23 Agustus 2021 | 14:19 WIB
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (Antara/Fauzi Lamboka)
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (Antara/Fauzi Lamboka)

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menekankan Indonesia tercatat sebagai negara yang lembaga anti korupsinya paling banyak menangkap pejabat lantaran terjerat kasus korupsi. Sekalipun pejabat tersebut masih bertugas atau pun sudah tidak bertugas.

Berkaca dari adanya tindakan tersebut, menurut Paloh Indonesia masih membutuhkan satu proses interaksi sosial untuk menghadirkan budaya malu. Pasalnya kehadiran budaya malu itu nantinya bisa menjadi dasar orang berperilaku terhadap korupsi, terlepas dari kehadiran institusi Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).

"Harus bangun kesadaran masyarakatnya itu sendiri yang harus kita lakukan untuk memulai dari manapun, dari mulai pendidikan keluarga, pendidikan formal, hingga menjadi interaksi sosial masyarakat keseharian, menimbulkan satu budaya asas kepantasan tidak boleh untuk tercerai," ujar  Paloh dalam dialog kebangsaan oleh CSIS Indonesia, Senin (23/8/2021).

Surya Paloh menambahkan, tanpa budaya malu yang ditanamkan di masyarakat jika melakukan tindakan korupsi maka pendirian 100 lembaga serupa KPK tidak akan efektif serta tak ada gunanya.

"Kalau kita tidak mengenal budaya malu, jangankan 1 KPK, 100 KPK tidak akan memberikan daya efektif apa-apa dalam upaya pemberantasan korupsi itu," tegas Paloh.

Di sisi lain, Surya Paloh turut mengapresiasi kinerja dari lembaga antirasuah. Mengingat hingga kini KPK merupakan lembaga antikorupsi paling banyak menangkap pejabat.

"Ini perlu kita apresiasi, perlu kita jaga, jadi upaya pemberantasan korupsi harus kita laksanakan. Tapi masalah budaya korupsi tidak ada negara yang bebas dari korupsi, tidak ada di permukaan bumi. Ini masalah besar dan kecil," tandas Paloh.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X