Epidemiolog UI Sebut Mudik dan Wisata Harusnya Dibatasi, Bukan Dilarang

- Minggu, 9 Mei 2021 | 16:59 WIB
Personel kepolisian memutar balik bus yang keluar di pintu tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah, Minggu (9/5/2021). (ANTARA/Oky Lukmansyah)
Personel kepolisian memutar balik bus yang keluar di pintu tol Pejagan, Brebes, Jawa Tengah, Minggu (9/5/2021). (ANTARA/Oky Lukmansyah)

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono menilai kebijakan larangan mudik yang diberlakukan Pemerintah selama Hari Raya Idul Fitri 1442 H, tidak efektif untuk mencegah kenaikan jumlah kasus positif COVID-19.

"Karena pada sisi lain, objek wisata dan rekreasi di sejumlah daerah dibolehkan untuk beroperasi saat libur Hari Raya Idul Fitri," kata Pandu saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu (9/5/2021).

"Makanya jangan dilarang, tapi dibatasi," sambungnya.

Pandu menilai bahwa Pemerintah bimbang untuk mengeluarkan kebijakan, sehingga kebijakan satu dengan yang lainnya terkesan kontradiktif. Terkait larangan mudik yang dinilai tidak efektif, Pandu memperkirakan akan tetap terjadi kenaikan jumlah kasus positif COVID-19, apalagi jika kasus mutasi banyak.

Menurut dia, masyarakat akan selalu mencari cara untuk bepergian, apalagi mudik maupun ke tempat wisata.

"Yang perlu dilakukan adalah melakukan pembatasan dan edukasi kepada masyarakat," katanya.

Selain itu, pemerintah perlu memperketat penerapan protokol kesehatan (prokes) terhadap setiap kegiatan masyarakat, sehingga risiko penambahan jumlah kasus akan lebih rendah.

"Lebih baik dibatasi, diedukasi, masyarakat dikasih tahu bahayanya seperti apa. Kalau mau pergi, ya dibatasi dan protokol kesehatannya, benar-benar dijaga," kata Pandu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X