Terungkap! Kebakaran Kilang Balongan Pertamina Dipicu Percikan Api Sambaran Petir

- Rabu, 29 September 2021 | 15:40 WIB
Kebakaran Kilang Balongan milik Pertamina pada 29 Maret 2021 lalu (Antara)
Kebakaran Kilang Balongan milik Pertamina pada 29 Maret 2021 lalu (Antara)

Insiden kebakaran Kilang Balongan Pertama di Indramayu, Jawa Barat, pada 29 Maret 2021 lalu itu terjadi dipicu percikan api dari sambaran petir. Hal itu berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan pihak eksternal.

Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengatakan mayoritas hasil investigasi mengungkapkan kebakaran itu terjadi akibat adanya kebocoran pada dinding tangki G, lalu dipicu percikan api dari sambaran petir.

"LAPI ITB menganalisis kebocoran terjadi akibat sambaran petir yang traveling menyebabkan panas tinggi di dinding tangki seperti pengelasan. Penipisan itu menyebabkan dinding tangki tidak dapat menahan tekanan mekanik dari BBM di dalam tangki, sehingga tangki menjadi sobek dan bocor," kata Djoko dilansir Antara, Rabu (29/9/2021).

Pertamina melibatkan empat investigator eksternal guna mengaudit penyebab kebakaran Kilang Balongan, yakni Dirjen Migas Kementerian ESDM, BPPT, LAPI ITB, dan investigator luar negeri Det Norske Veritas.

Baca juga: Satu Korban Luka Bakar Pertamina Balongan Meninggal Dunia Setelah 12 Hari Dirawat

Berdasarkan analisis Dirjen Migas, kebocoran disebabkan oleh kebocoran daerah las-lasan akibat korosi. Sedangkan analisis dari Det Norske Veritas menyatakan penyebab kebocoran akibat korosi dinding bagian dalam yang tidak terdeteksi saat inspeksi dilakukan, sebelum dinding tangki mencapai kondisi kritis yang diakibatkan pembebanan yang melebih batas kemampuan saat itu.

Djoko mengungkapkan penyebab kebakaran versi LAPI ITB disebabkan sambaran petir yang kedua atau induksi menyebabkan timbulnya segitiga api, yaitu udara, vapor hydrocarbon dari bocoran tangki, dan panas dari sambaran petir sehingga menyebabkan tangki terbakar.

"Untuk Dirjen Migas menyatakan adanya unsur segitiga api dari udara, hidrokarbon, dan panas trafo yang berada di samping tangki," ujar Djoko.

Lebih lanjut, berdasarkan alat lightning detection system milik PT PLN (Persero) menyebutkan bahwa hasil pengukuran sepanjang pukul 23.00 WIB hingga 01.00 WIB dini hari terdapat 241 kali sambaran petir.

Adapun hasil analisis BMKG menyatakan ada kumpulan awan dan sambaran petir dengan radius 17 kilometer saat malam kebakaran tersebut.

"Kami mendapatkan data dari PLN yang mempunyai alat bernama lightning detection system dan juga dari BMKG," kata Djoko.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X