Sepak Terjang Morales, Indian Pertama Pemimpin Bolivia

- Senin, 11 November 2019 | 13:53 WIB
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales. (Reuters/Manuel Claure)
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales. (Reuters/Manuel Claure)

Juan Evo Morales Ayma atau yang akrab di kenal Evo Morales merupakan pemimpin buruh di negara Bolivia, yang menjabat sebagai Presiden Bolivia pada 2006. Morales menjadi anggota kelompok adat Aymara dan menjadi presiden Indian pertama di Bolivia.

Lahir di sebuah desa pertambangan di departemen Oruro barat Bolivia, Morales beremigrasi dengan membawa keluarganya serta dombanya ke wilayah Chapare di Bolivia Timur, tempat keluarganya bertani.

Di Bolivia Timur, mereka menanam koka yang digunakan dalam produksi kokain. Tanaman ini merupakan tanaman tradisional di wilayah tersebut.

Awal 1980-an, Morales menjadi aktif dalam serikat penanam koka regional, dan pada 1985 ia terpilih sebagai sekretaris jenderal di kelompok itu. Tiga tahun kemudian ia terpilih sebagai sekretaris eksekutif federasi di berbagai serikat petani koka.

-
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales saat bersalaman dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam acara upacara penyambutan KTT aliansi ALBA di Caracas, Venezuela 5 Maret 2018. (Reuters/Marco Bello)

Pada pertengahan 1990-an, ketika pemerintah Bolivia menekan produksi koka dengan bantuan dari Amerika Serikat, Morales akhirnya mendirikan sebuah partai politik nasional yang bernama "Gerakan Kiri Menuju Sosialisme" atau bahasa Spanyol-nya "Movimiento al Socialismo" (MAS).

Morales memenangkan kursi di House of Deputy (majelis rendah legislatif Bolivia) pada 1997. Morales menjadi kandidat terkuat sebagai presiden dari Partai MAS pada 2002, namun sayang Morales harus kalah tipis dari saingannya yakni Gonzalo Sánchez de Lozada.

Selama kampanye presiden, Morales menyerukan pengusiran agen-agen Administrasi Penegakan Narkoba Amerika. Dalam kampanyenya tersebut, Morales mendapat dukungan dari duta besar Amerika untuk Bolivia.

Pada tahun-tahun berikutnya, Morales tetap aktif dalam urusan nasional. Bahkan memaksa presiden terpilih pada saat itu yakni Sánchez de Lozada untuk mengundurkan diri pada 2003. Dan mengekstraksi konsesi dari penggantinya yaitu Carlos Mesa Gisbert untuk mempertimbangkan perubahan pada kampanye yang di dukung Amerika Serikat yang sangat tidak populer untuk memberantas produksi koka ilegal.

-
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales dan Menteri Pertambangan dan Metalurgi Cesar Navarro. (Reuters/Manuel Claure)

Sebagai calon presiden dari partai MAS pada 2005, Morales terpilih dengan sangat mudah dengan memenangkan 54 persen suara. Morales menjadi presiden India pertama di negara Bolivia sejak 1982 dan yang memenangkan mayoritas suara nasional.

Dalam sumpahnya sebagai Presiden Terpilih Pada Januari 2006, Ia berjanji untuk mengurangi kemiskinan di antara penduduk India di negara itu. Lalu, ia berjanji untuk mengurangi pembatasan pada petani koka, meremajakan kembali sektor energi, memerangi korupsi dan meningkatkan pajak bagi orang kaya.

Dilansir britannica.com, dalam pemerintahannya, Morales menulis ulang konstitusi Bolivia untuk meningkatkan hak-hak penduduk asli negara, mengabadikan kebijakan nasionalisasi dan redistribusi tanah bahkan memungkinkan seorang presiden untuk menjabat dua kali secara berturut-turut. Meskipun dalam referendum pada Juli 2006 Partai MAS gagal memenangkan mayoritas di Majelis Konstitusi.

Morales kemudian nasionalisasi ladang gas dan industri minyak Bolivia. Dan pada bulan November 2006 ia menandatangi undang-undang reformasi tanah yang berisi tentang perampasan tanah tidak produktif dari pemiliknya dan redistribusi tanah tersebut untuk orang-orang miskin. 

Akibat dari kebijakan Morales tersebut, ketegangan di Bolivia meningkat. Bahkan, sejumlah kalangan mulai demonstrasi di jalanan. Reformasinya ini ditentang oleh sejumlah anggota konstitusi. Bahkan, mereka menyetujui undang-undang otonomi daerah dalam referendum yang diadakan pada Agustus 2008. 

-
Mantan Presiden Bolivia Evo Morales dan Mantan Wakil Presiden Alvaro Garcia Linera. (Reuters/Manuel Claure)

Namun, referendum tersebut ditolak oleh Morales sebagai sebuah keputusan yang ilegal. Dan, beberapa anggota konstitusi yang lain masih mendukung Morales untuk melanjutkan masa jabatannya sebagai presiden. 

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X