Harga bawang putih melonjak tinggi beberapa hari belakangan ini. Wakil Ketua Komisi IV DPR Fraksi Partai Golkar Deddy Mulyadi meminta satuan tugas pangan lakukan sidak dan operasi diseluruh daerah, karena ada indikasi importir menimbun bawang tersebut yang berujung pada kelangkaan barang.
"Jujur-jujuran saja, bawang putih masih ada sekitar 130.000 ton di gudang gudang para importir tahun yang lalu, tinggal satgas pangan sekarang operasi di seluruh daerah, kabupaten kota dikerahkan, untuk mengetahui masih ada dimana-mana," ucapnya dalam diskusi dengan tema "Harga Bawang Putih Meroket, Rakyat Menjerit, Siapa Yang Bertanggung Jawab?", di Gedung DPR Jakarta, Kamis, (13/2/2020).
Salah satu problem lonjakan harga itu ada di ulah nakal para pengusaha untuk membangun spekulasi harga agar mendapat untung besar dalam penjualan.
"Untuk itu, mitra yang melakukan impor bawang putih harus terbuka kepada publik, tidak boleh ada monopoli hanya beberapa perusahaan, sehingga publik bisa mengetahui, ini importirnya, begitu importirnya mengetahui berapa puluh ribu ton yang diimpornya, berapa ratus ribu ton, setelah itu gudangnya dimana saja," jelasnya.
Dedi juga meminta data impor bawang putih di posting di media sosial, agar transparan dan semua orang mengetahui hal tersebut. Sehingga tidak terjadi lagi spekulasi harga yang berdampak pada harga bawang putih di pasaran bisa mencapai RP60 ribu sampai Rp70 Ribu.
"Kemudian pemerintah harus membaca kebutuhan dan dibahas dalam setiap tahun, rakernya dalam setiap waktu, media digitalnya sudah ada disetiap kelembagaan, kementerian pertanian sekarang sudah sangat canggih, tapi membaca masa depan dalam sebuah perencanaan itu selalu gagal," ujarnya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Pendeta AS Sebut Wabah Virus Korona adalah Azab dari Tuhan
-
Ilmuwan Tiongkok Pernah Mempublikasikan Virus Corona Tahun 2017
-
Video Ningsih Tinampi Akui Bisa Panggil Rasulullah dan Malaikat Viral