Juru bicara pemerintah untuk penanganan kasus virus corona (Covid-19), Achmad Yurianto, mengakui ada sejumlah laboratorium di Indonesia yang tidak bisa bekerja untuk menganalisis sampel terkait virus tersebut.
"Data sampai dengan hari ini, sampai saat ini dari laboratorium yang ada, ada beberapa yang tidak bisa melakukan pemeriksaan lagi karena reagen-nya masih belum sampai," kata Achmad Yurianto dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB, Jakarta, Sabtu (2/5/2020).
Yurianto menjelaskan, setelah mendapatkan informasi dan laporan terkait itu, pihaknya langsung menindaklanjutinya sehingga diharapkan laboratorium tersebut segera bisa bekerja atau dioperasikan. Namun demikian, ia tidak merinci berapa banyak dan di mana laboratorium yang tidak bisa bekerja.
"Namun sebagian besar sudah bisa melaksanakan dan hari ini pun juga sudah kita bantu tambahan reagen-nya lagi," ujarnya.
Dia menyampaikan, pemerintah lewat berbagai lembaga kementerian (K/L) dan stakeholder terkait terus bekerja menanggulangi penularan dan penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Ini dilakukan melalui berbagai upaya serta kebijakan yang dinilai perlu. Pihaknya terus bersinergi sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Oleh karena itu kita tetap bekerja dengan arahan, arahan tersebut salah satu di antaranya adalah pengujian sampel secara masif dengan melakukan pelacakan yang agresif dan diikuti dengan isolasi yang ketat," ungkapnya.
Disebutkannya, sejauh ini sudah diperiksa sebanyak 107.943 spesimen dari sekitar 79.868 orang. Hasilnya, terkonfirmasi Covid-19 positif sebanyak 10.843 orang, sembuh 1.665 orang, dan meninggal 831 orang.
"Orang dalam pemantauan akumulasi yang kita pantau dan sebagian besar juga sudah selesai kita pantau totalnya adalah 235.0035 orang, pasien dalam pengawasan sebanyak 22.545 orang," tandasnya.