Kemenkes Waspadai Potensi Penyebaran Virus Nipah di Indonesia

- Rabu, 27 Januari 2021 | 13:48 WIB
Ilustrasi - Sejumlah bangkai babi yang mati akibat terserang virus african swine fever (ASF) dan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/HO/Dinas Peternakan Kabupaten Lembata)
Ilustrasi - Sejumlah bangkai babi yang mati akibat terserang virus african swine fever (ASF) dan Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/HO/Dinas Peternakan Kabupaten Lembata)

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai potensi penyebaran virus nipah ke Indonesia dari hewan ternak babi di Malaysia.

"Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan virus nipah dari hewan ternak babi di Malaysia, melalui kelelawar pemakan buah," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Didik Budijanto dikutip Antara, Rabu (27/1/2021).

Menurut dia, sampai saat ini kejadian infeksi virus nipah belum pernah dilaporkan di Indonesia walaupun pada 1999 pernah terjadi wabah virus nipah yang menyebabkan kematian pada ternak babi dan manusia di Semenanjung Malaysia.

Baca Juga: Dugaan Perselingkuhannya Viral, James Arthur Terancam Dipecat dari Wakil Ketua DPRD Sulut

Dia menyatakan, Indonesia harus selalu waspada terhadap potensi penularan virus tersebut dari hewan ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah. Sebab, beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya kelelawar buah yang bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Utara yang berdekatan dengan Malaysia.

"Sehingga ada kemungkinan penyebaran virus nipah melalui kelelawar atau melalui perdagangan babi yang ilegal dari Malaysia ke Indonesia," tegas Didik.

-
Infografis Virus Nipah. (INDOZONE)

 

Ditambahkannya, sebagai upaya mencegah penularan virus itu, pemerintah sudah berupaya mencegah perdagangan ternak babi ilegal dari daerah yang terinfeksi. Selain itu, pemerintah juga melakukan prosedur pengetatan ekspor dan impor komoditas babi dan produk antara Indonesia dan Malaysia.

"Menurut Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, pemerintah Indonesia hanya menerima kiriman yang disertai dengan sertifikat kesehatan dan dikeluarkan oleh Departemen Layanan Hewan Malaysia untuk menyatakan bahwa babi yang diekspor sehat," urainya.

Sementara dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis, termasuk virus nipah, Kemenkes juga melakukan pendekatan One Health secara terintegrasi dengan Kementerian Pertanian, dalam hal ini Dirjen Peternakan dan kesehatan Hewan, dan Kementerian Lingkungan Hidup.

"Implementasi pendekatan One Health ini adalah salah satunya Integrasi Sistem Informasi Surveilens antara Kemenkes, Kementan dan LHK. Disamping itu juga melakukan kolaborasi dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program pencegahan penanggulangan penyakit," pungkasnya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X