Fenomena Film Tilik, Masyarakat Indonesia Disebut Miliki Tradisi Lisan yang Kuat

- Senin, 24 Agustus 2020 | 17:11 WIB
Tangkapan layar sosok Bu Tedjo dalam film Tilik. (Yotube/RavacanaFilms)
Tangkapan layar sosok Bu Tedjo dalam film Tilik. (Yotube/RavacanaFilms)

Film 'Tilik' sukses menjadi perbincangan baik di dunia maya maupun di kehidupan masyarakat. Dalam enam hari setelah diunggah di Youtube oleh Ravacana Films, film berdurasi 32 menit ini telah ditonton lebih dari 10 juta kali.

Film Tilik menggambarkan betapa kuatnya lisan dalam menyebarkan informasi di kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut pengamat sosial dari UI, Devie Rahmawati, film Tilik ini menjadi menarik karena beberapa poin, salah satunya adalah karena tayang di masa pandemi virus corona.

"Tilik sebagai sebuah film lokal tentu saja sangat menarik. Kehadirannya yang muncul di tengah-tengah kelesuan industri ekonomi kreatif kita akibat pandemi, tentu saja menjadi sebuah oase baru yang tidak hanya menandai kebangkitan film lokal, tapi juga kemampuan masyarakat kita untuk terus berkarya di tengah-tengah pandemi Covid-19," kata Devie kepada Indozone, Senin (24/8/2020).

Devie juga menilai film Tilik memenuhi beberapa kriteria sebagai film yang baik. Seperti kemampuan dan kekuatan pemain, skenario dan juga kedekatan dari pilihan cerita terhadap situasi sosial budaya di masyarakat. Hal ini, lanjutnya, tentu saja membuat Tilik mampu merebut hati bukan hanya masyarakat lokal tapi juga secara nasional.

"Yang paling menarik juga adalah bagaimana Tilik mampu memotret kritik sosial yang ada tentang situasi hidup di dalam masyarakat kita. Bagaimana arus informasi yang beredar tidak hanya melalui jaringan internet tapi juga melalui budaya lisan yang tentu saja menjadi bagian dari DNA masyarakat kita," lanjutnya.

Tilik disebut Devie menjadi potret bagaimana kehidupan masyarakat saat ini mengedarkan informasi melalui lisan yang kuat, yang tentu saja mampu memengaruhi seseorang.

"Masyarakat Indonesia memang memiliki tradisi lisan yang kuat," ujar Devie.

Kendati demikian, ia menilai film ini belum mampu mengubah cara pandang atau perilaku masyarakat secara umum terhadap sebuah fenomena yang sudah melekat dalam keseharian masyarakat.

"Tapi kita tentu sangat mengapresiasi film yang sudah berani mengangkat hal-hal yang begitu dekat dengan kehidupan masyarakat kita," pungkas Devie.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Polres Langkat Musnahkan Barbuk Ganja dan Sabu

Rabu, 17 April 2024 | 11:20 WIB
X