Masih Ricuh, Pemimpin Sipil Myanmar Sebut Warga Harus Lindungi Diri Sendiri

- Senin, 15 Maret 2021 | 09:44 WIB
Demonstran Kudeta Myanmar. (REUTERS)
Demonstran Kudeta Myanmar. (REUTERS)

Pelaksana tugas pemimpin pemerintah sipil paralel Myanmar Mahn Win Khaing Than mengatakan akan berusaha memberi orang hak hukum untuk membela diri.

Diketahui, jumlah korban tewas saat protes terhadap kudeta Myanmar per Februari sudah mencapai 80 orang.

Mahn Win Khaing Than, yang sedang dalam pelarian bersama dengan sebagian besar pejabat senior Partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang berkuasa menyampaikan pesan kepada masyarakat lewat Facebook.

Dia mengatakan, "Ini adalah saat paling gelap dari bangsa ini dan momen fajar sudah dekat".

Pejabat tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah sipil akan "berusaha untuk membuat undang-undang yang diperlukan sehingga rakyat memiliki hak untuk membela diri" dari tindakan keras militer.

Hingga Sabtu (13/3/2021) lebih dari 80 orang tewas dalam aksi protes yang meluas terhadap perebutan kekuasaan oleh militer, kata kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik. Lebih dari 2.100 orang ditangkap.

13 orang juga dikabarkan tewas pada Sabtu (14/3/2021), yang menjadi salah satu hari paling berdarah sejak kudeta 1 Februari, kata saksi mata dan media lokal.

Dilansir Reuters, lima orang tewas ditembak dan beberapa lainnya cedera ketika polisi melepaskan tembakan pada para demonstran di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar.

Dua orang tewas di pusat kota Pyay dan dua tewas dalam tembakan polisi di Yangon. Di kota pusat perdagangan itu , tiga orang juga tewas dalam semalam.

"Mereka bertindak seperti berada di zona perang, sementara orang-orang tak bersenjata," kata aktivis yang berbasis di Mandalay, Myat Thu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X