Penegakan keadilan merupakan hal yang muskil dilakukan bahkan di negara maju seperti di Amerika Serikat sekalipun. Salah satu korbannya adalah Alaa Massri (18), seorang gadis muslim cantik yang ditangkap dan dipaksa melepas jilbabnya saat ikut dalam aksi protes 'Black Lives Matter' menyusul kematian George Floyd.
Alaa Massri ditangkap bersama enam orang lainnya pada 10 Juni lalu. Pemaksaan untuk melepas jilbab dialami oleh Alaa Massri saat sesi pemotretan dirinya di kantor polisi.
Petugas melepaskan jilbabnya di luar kehendaknya dan mengambil foto yang sebagian besar beredar di media nasional. ?
Menyusul perlakuan itu, belakangan muncul petisi melalui laman change.org untuk mendukung Alaa Massri. Setelah lebih dari sebulan, petisi itu menuai hampir 100 ribu tanda tangan.
"Mendengarkan suara-suara dan cerita-cerita dari orang-orang yang memprotes pada hari Sabtu yang lalu ini, Saya sangat bersyukur bisa dikelilingi oleh begitu banyak kekuatan dan cinta," tulis Ala Massri di akun Instagram-nya.
Karena dukungan untuk dirinya kian membesar, aparat penegak hukum di Amerika membatalkan tuntutan kepada gadis cantik itu.
"hari ini menandai lima puluh hari protes berturut-turut. ini yang kedua puluh tujuh saya. setiap nafas saya akan menjadi satu perjuangan untuk keadilan. Saya mendorong Anda semua untuk melakukan hal yang sama," tulisnya lagi.
