Satu keluarga di Surabaya, Jawa Timur, ditangkap oleh polisi karena "terlalu kompak". Saking kompaknya, mereka bekerjasama menjadi komplotan copet yang meresahkan warga.
Satu keluarga ini terdiri atas ayah RDA (50), ibu AY (41), dan anak berinisial ORT (27). Mereka semua telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Total ada empat tersangka, tiga orang tersangka satu keluarga dan satu orang lagi rekan di luar keluarga," kata Kepala Unit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Arief Rizky Wicaksana, dikutip Rabu (3/1/2021).
Keluarga tersebut ditangkap polisi dan dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara.
Kepolisian mengungkap keluarga ini kerap beraksi sebagai copet di sekitar pusat perbelanjaan di Surabaya Utara. Agar tidak ketahuan, masing-masing berbagi peran.
Sang ayah, RDA bertugas mengawasi situasi. Sementara, sang ibu mengalihkan perhatian korban. AY juga mengajak temannya, SW, menjadi eksekutor yang mengambil barang korban.
"Eksekutor copet adalah orang lain yang masih teman sang ibu. Saat korban lengah oleh perhatian pelaku AY, pelaku SW kemudian menggasak HP korban," kata Arief.
Sementara itu, sang anak bertugas memberikan dompet atau hasil copet lain kepada penadah. Terakhir kali mereka melakukan aksi pencopetan adalah di Pasar Pagi Tugu Pahlawan pada 24 Januari 2021.
Kala itu, mereka mencopet ponsel seorang pelajar bernama Ervi Ananda Ayu, yang kemudian melapor ke polisi.
"Dari laporan itu kami bergerak menangkap kawanan copet yang dimaksud," tutur dia.
"Keluarga kompak" ini ternyata sudah sering melakukan perbuatannya. Polisi juga berhasil menangkap orang yang menjadi penadah barang copetan.
"Termasuk menangkap penadah yang menyimpan barang bukti hasil aksi copet kawanan tersebut," kata Arief.
