Ustadz Tengku Zulkarnain terus mengkritik kasus hukum yang menimpa Habib Rizieq Shihab. Dia menilai Habib Rizieq tidak seharusnya diperlakukan seperti itu.
Dia kemudian mempertanyakan apakah kerumunan di kediaman Habib Rizieq di Petamburan menimbulkan peningkatan kasus COVID-19 yang luar biasa. Ustadz Tengku Zulkarnain mengaku heran mengapa Habib Rizieq diperlakukan seperti bandit besar.
"Apakah krn kerumunan di Petamburan dan di Puncak terjadi peningkatan korban Covid 19 yg dahsyat? Jika tidak kenapa sampai HRS diperlakukan seperti seorang bandit besar?" kata Ustadz Tengku Zulkarnain melalui akun Twitter-nya, Kamis (25/3/2021).
Ustadz Tengku Zulkarnain kemudian menyenggol soal Font Pembela Islam (FPI) yang dibubarkan. Ustadz Tengku Zulkarnain meminta Menkopolhukam Mahfud MD menjawabnya.
"Efpe-i dibubarkan. ATM keluarga dan Jamaah teras sempat diblokir?
Coba ada yg bisa jawab...?" sambungnya.
Apakah krn kerumunan di Petamburan dan di Puncak terjadi peningkatan korban Covid 19 yg dahsyat?
— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) March 25, 2021
Jika tidak kenapa sampai HRS diperlakukan seperti seorang "bandit besar"?
Efpe-i dibubarkan.
ATM keluarga dan Jamaah teras sempat diblokir?
Coba ada yg bisa jawab...?@mohmahfudmd
Polda Metro Jaya sudah menyiapkan personel yang akan diterjunkan untuk pengamanan jalannya persidangan kasus kerumunan dengan terdakwa Habib Rizieq Shihab (HRS) yang akan digelar secara offline besok. Ada sebanyak 1.985 personel gabungan yang dikerahkan.
"Kekuatan yang kita siapkan 1.985 personel gabungan ya dengan adanya kegiatan sidang offline besok," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (25/3/2021).
Sebanyak 1.985 personel itu terdiri dari personel TNI-Polri dan unsur dari pemerintah daerah seperti Satpol PP, Dishub dan pemadam kebakaran. Mereka akan ditugaskan mengawal jalannya persidangan di sana.
Hakim mengabulkan permohonan Habib Rizieq agar persidangan kasus kerumunan dapat digelar secara offline.Rizieq sendiri diketahui menolak keras jika persidangan kasusnya digelar secara virtual.
