Penyidik senior KPK, Novel Baswedan kerap disebut melindungi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dari penyelidikan kasus korupsi. Salah satu pegawai KPK nonaktif, Rieswin Rachwell membantah hal tersebut.
Rieswin mengatakan, pegawai KPK khususnya di bagian penyelidik dan penyidik punya kode etik untuk tak ikut campur dalam kasus korupsi yang menjerat kolega atau anggota keluarga mereka.
"Di KPK ada manajemen konflik kepentingan. Di mana, jika ada kerabat yang kasusnya sedang ditangani oleh KPK, maka pegawai tersebut tidak bisa mengikuti perkara tersebut," kata Rieswin dalam diskusi daring YLBHI, Minggu (29/8).
Lebih lanjut katanya, isu soal Novel melindungi Anies hanya gosip yang dibuat oleh buzzer untuk mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap KPK.
"Jadi memang, hal yang tidak berdasar tapi digoreng terus menerus, sampai akhirnya publik ada yang percaya," kata dia.
Rieswin menyebut, tak sedikit anggota keluarga dan kerabat pegawai KPK lebih percaya kepada gosip-gosip yang diciptakan oleh buzzer tersebut.
Isu yang paling masif, kata dia, terutama soal keberadaan Taliban di tubuh komisi antirasuah. Dalam isu yang berkembang, para buzzer menyebut KPK telah disusupi para polisi Taliban. Ujungnya, isu tersebut dibuang untuk menghilangkan kepercayaan masyarakat.
Rieswin berani bertangung jawab dan menjamin isu yang dihembuskan para buzzer tersebut, semuanya hanya omong kosong.
