Dianggap Teroris, Respon Presiden Kazakhstan Perintahkan Habisi 20 Ribu Demonstran

- Sabtu, 8 Januari 2022 | 20:15 WIB
Kondisi ibukota Kazakhstan, Almaty dipenuhi kepulan asap saat kerusuhan terjadi. (Instagram/almiratursyn)
Kondisi ibukota Kazakhstan, Almaty dipenuhi kepulan asap saat kerusuhan terjadi. (Instagram/almiratursyn)

Setidaknya ada 20 ribu demonstran yang melakukan kerusuhan di ibukota Kazakhstan, Almaty melakukan kerusuhan dengan melakukan ujuk rasa besar-besaran diikuti kekerasan terburuk dalam 30 tahun kemerdekaan negara itu.

Respon Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev lebih mengkhawatirkan lagi.

Dia memerintahkan untuk menghabisi para perusuh yang dianggap sebagai teroris yang telah memperburuk kondisi negara di Asia Tengah itu.

"Tidak ada negosiasi dengan para teroris, kita harus membunuh mereka,” kata Presiden dalam tweetnya seperti yang dikutip Indozone, Sabtu (8/1/2022).

Diketahui puluhan orang tewas dalam bentrokan di jalan-jalan dan pengunjuk rasa telah membakar dan menggeledah gedung-gedung publik di beberapa kota dalam kekerasan terburuk.

-
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev. (Foto/The Guardian)

 

“Mereka memukuli dan membunuh pejabat polisi dan tentara muda, membakar gedung-gedung administrasi, menjarah tempat-tempat pribadi dan toko-toko, membunuh warga, memperkosa wanita muda,” kata Tokayev seperti yang dikutip dari Daily Sabah.

Dia menilai kalau pera perusuh itu sebagai gangster dan teroris sangat terlatih, terorganisir dan dipimpin oleh pusat khusus. Beberapa dari mereka berbicara bahasa non-Kazakh.

“Setidaknya ada enam gelombang serangan teroris di Almaty, totalnya 20.000,” katanya.

-
Gedung pemerintahan dibakar pendemo saat kerusuhan di Ibukota Almaty. (Foto/The Guardian)

 

Protes dimulai di Kazakhstan barat pada 2 Januari atas kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG), dan kemudian menyebar ke daerah lain di negara itu sebelum menyebar ke seluruh negeri.

Menanggapi kerusuhan itu Tokayev mengumumkan keadaan darurat di ibu kota komersial Almaty dan wilayah Mangystau yang kaya minyak.

Tokayev juga menyetujui pengunduran diri pemerintah dan meminta dukungan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), aliansi Eurasia dari negara-negara bekas Soviet.

Demonstrasi yang dimulai sebagai tanggapan terhadap kenaikan harga bahan bakar telah meledak menjadi gerakan luas melawan pemerintah dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev, 81, penguasa terlama di negara bekas Soviet mana pun.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X