Kementerian Sosial (Kemensos) turun tangan atas kekerasan fisik terhadap 20 anak panti asuhan di Palembang, Sumatera Selatan. Ada 18 anak yang sudah dievakuasi oleh pihak Kemensos.
Kepala Sentra Budi Perkasa, Wahyu Dewanto, mengatakan tim Sentra Budi Perkasa telah bergerak cepat melakukan koordinasi dengan pihak terkait di Kecamatan Ilir Timur, Kota Palembang.
"Atas arahan Ibu Menteri, 18 anak telah mendapatkan perlindungan dan pendampingan di Sentra Budi Perkasa di Palembang. Dua anak kembar, kembali ke pengasuhan orang tuanya," ujar Wahyu Dewanto di Palembang, dikutip dari Antara, Senin (27/2/2023).
Baca Juga: Viral Video Kekerasan Terhadap Sejumlah Anak Panti Asuhan di Palembang
Panti asuhan yatim dan dhuafa dikelola oleh perorangan yakni, H (40) yang juga sebagai pengasuh. H pula lah yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak-anak di panti asuhannya tersebut.
"KKekerasan diduga dilakukan oleh H. Kekerasan dipicu salah satunya oleh D anak penyandang disabilitas yang Buang Air Besar (BAB) di celana lalu langsung sholat. Ini memicu kemarahan H,” kata Wahyu.
Menurutnya, ada dua anak usia 5,5 tahun (kembar) yang tidak menetap di panti asuhan, tetapi tinggal dengan orang tuanya. Usia anak-anak bervariasi antara 5,5 tahun hingga 18 tahun.
Baca Juga: Momen Ayah Mengantar Putri Kesayangan ke Panti Asuhan Nguras Air Mata, Dipicu Ekonomi
“Anak-anak di panti mengalami pemukulan dan kekerasan verbal termasuk D anak penyandang disabilitas,” kata Wahyu.
Dari hasil asesmen, anak asuh mengaku, kekerasan fisik paling sering dialami pada anak-anak perempuan.
"Bentuk kekerasan macam-macam. Dari kekerasan verbal berupa hinaan dan cacian, anak-anak juga mengalami pemukulan dan benturan ke dinding," katanya.
Artikel Menarik Lainnya:
