Situasi Memanas, Iran Keluar Dari Perjanjian Nuklir

- Senin, 6 Januari 2020 | 11:29 WIB
Warga menyambut jenajah komandan militer Iran Qassem Soleimani. (Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA (West Asia News Agency via REUTERS).
Warga menyambut jenajah komandan militer Iran Qassem Soleimani. (Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA (West Asia News Agency via REUTERS).

Pembunuhan terhadap komandan militer tertinggi Iran Qassem Soleimani, membuat negara tersebut tidak lagi membatasi jumlah sentrifugal yang digunakan untuk memperkaya uranium sesuai perjanjian nuklir yang disepakati 2015.

Pengayaan uranium ini, seiring dengan memanasnya situasi Timur Tengah, akibat langkah Amerika Serikat yang menargetkan petinggi militer Iran.

Dilansir VOA, Pemerintah Iran menegaskan, dalam nuklir Iran tidak akan memiliki batasan dalam produksi termasuk kapasitas dan persentase pengayaan dan jumlah uranium yang diperkaya dan riset dan perluasan.

Pernyataan pemerintah Iran ini, tidak menegaskan secara eksplisit negara ini, hendak mengembangkan senjata nuklir yang selalu dibantah. Iran mengaku bakal tetap bekerja sama dengan Badan Atom Internasional.

Iran secara bertahap telah mundur dari janji yang terikat dalam perjanjian 2015, sejak Presiden AS Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian itu pada 2018 dan menjatuhkan kembali sanksi-sanksi terhadap Iran. 

Negara-negara Eropa yang terlibat dalam perjanjian dengan Iran diantaranya Inggris, Perancis dan Jerman, terus mendesak Iran untuk tidak mundur dari penjanjian. 

Negara Eropa telah meminta Iran untuk menahan diri. Aksi balasan dinilai akan menciptakan banyak kekerasan terutama di Timur Tengah. 

Dilansir dari Reuters, Menteri Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengaku, telah berbicara melalui sambungan telepon dengan perdana menteri Irak, untuk meminta koalisi internasional tetap bisa berperang melawan gerilyawan ISIS di Irak dan Suriah.

Namun, Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan negara tidak menyesali kematian Soleimani. Tetapi Inggris menyerukan pengendalian diri untuk merespons kematiannya.

Inggris menegaskan, bakal tetap berkoordinasi erat dengan semua pihak untuk meredam konflik dan menyiapkan langkah meningkatkan keamanan bagi personel dan kepentingan Inggris di kawasan tersebut.

 

Artikel Menarik Lainnya:

 

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X