Astindo Minta Maskapai Penerbangan Refund Tiket Berbentuk Uang, Bukan Voucher

- Senin, 20 April 2020 | 18:43 WIB
Ilustrasi pesawat. (Pexels/Pixabay)
Ilustrasi pesawat. (Pexels/Pixabay)

Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) meminta kepada seluruh maskapai penerbangan nasional untuk memerhatikan perihal pengembalian tiket (refund) kepada calon penumpang yang batal terbang akibat pandemi virus corona (Covid-19). Astindo minta kepada maskapai untuk tidak merugikan para calon penumpang, dengan memberikan refund berupa travel voucher.

Sekjen DPP Astindo, Pauline Suharno mengakui, kondisi maskapai penerbangan nasional saat ini dalam keadaan terpuruk. Dari data IATA (International Air Transport Association), tercatat penurunan volume penjualan tiket penerbangan lebih dari 90% dalam kurun waktu hampir 3 bulan (26 Januari-17 April 2020).  

Pengurangan besar-besaran frekuensi penerbangan serta semakin banyaknya negara yang melakukan lockdown sebagian maupun menyeluruh mengakibatkan terjadinya minus billing (nominal tiket yang dikembalikan/dibatalkan lebih besar dari penjualan tiket). Sehingga sekarang ini lebih banyak maskapai yang berutang kepada travel agent.  

"Kondisi ini selain mengganggu cashflow travel agent, juga membahayakan bagi konsumen. Klien korporasi atau pemerintah yang memiliki tempo kredit dengan travel agent, umumnya enggan membayar tiket pesawat yang di-refund, sedangkan travel agent harus memproses refund kepada maskapai yang memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan," ujar Pauline dalam keterangan resminya, Senin (20/4/2020).

Pauline mengatakan, penggunaan voucher refund memang membantu maskapai untuk menghemat cash yang harus dikeluarkan. Dalam posisi ini, konsumen diharuskan untuk menunda perjalanan dan tidak membatalkan perjalanan.

"Namun demikian, konsumen bisa saja mengalami masalah dengan usahanya akibat Covid-19, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan di kemudian hari. Sedangkan konsumen yang merencanakan bepergian untuk keperluan dinas, mungkin saja sudah tidak lagi bekerja di perusahaan yang sama atau bisa jadi kegiatan yang akan mereka lakukan akan diadakan di kota lain di mana tidak ada penerbangan dengan maskapai tersebut," tuturnya.

-
Ilustrasi pesawat. (Pexels/Tanathip Rattanatum)

Di satu sisi, seluruh maskapai saat ini juga sedang mengalami kesulitan likuiditas akibat minimnya angka penjualan dan masih terbebani dengan biaya operasional berupa gaji karyawan, sewa parkir pesawat, maintenance pesawat dan lainnya.

"Sehingga maskapai memutuskan untuk melakukan pengembalian tiket dengan menggunakan voucher refund (maskapai internasional) atau top up deposit (maskapai domestik)," sambungnya.

Sementara itu, terkait top up deposit yang mengendap di rekening bank maskapai dan tidak dapat diuangkan oleh travel agent, Pauline juga menyatakan bahwa Astindo sudah menyurati maskapai penerbangan domestik terkait (Sriwijaya, Lion Air, Air Asia, Citilink, Garuda) dan tidak mendapat jawaban positif terkait permohonan travel agent agar dana tersebut ditransfer ke rekening travel agent.

“Bagaimana jika maskapai tidak sanggup bertahan menghadapi gempuran kesulitan selama pandemic Covid-19? Apakah ada jaminan bagi pemegang voucher refund, maupun bagi pengusaha travel agent, uang tiket akan dikembalikan utuh?" tegasnya.

Pauline menggambarkan kondisi yang terjadi sebelumya di beberapa maskapai termasuk maskapai penerbangan domestik (Linus Air, Batavia Air, Adam Air) ketika mereka berhenti beroperasi, seluruh dana refund konsumen dan top up deposit tidak dikembalikan kepada yang berhak (konsumen & travel agent). Puluhan miliar uang milik konsumen dan travel agent dianggap bagian dari aset mereka karena mengendap di rekening bank mereka.

“Sangat disayangkan, baik konsumen maupun travel agent menjadi yang paling dirugikan dalam hal ini, maskapai penerbangan beroperasi bermodalkan uang milik konsumen dan travel agent. Untuk itu kami meminta perhatian kepada seluruh maskapai agar mengembalikan refund tiket berbentuk dana yang ditransfer ke rekening customer/travel agent, bukan mengembalikannya dalam bentuk voucher ataupun deposit, karena dalam kondisi saat ini seluruh industri khususnya dalam hal ini adalah travel agent pun sangat membutuhkan dana tunai," pungkasnya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X