Dihambat Uni Eropa, Pemerintah Diminta Stop Beli Airbus

- Jumat, 20 Desember 2019 | 15:27 WIB
Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk. (Antara/Syifa Yulinnas)
Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk. (Antara/Syifa Yulinnas)

Kalangan pengusaha mendorong pemerintah untuk menghentikan pemesanan pesawat Airbus dari pabrikan di Prancis.

Hal itu guna membalas perlakuan terhadap hambatan perdagangan yang dilakukan oleh Uni Eropa ke beberapa komoditas asal Indonesia ke pasar Eropa. 

Sebagaimana diketahui, Uni Eropa memberikan perlakuan diskriminatif terhadap produk sawit dan biodiesel Indonesia. Ditambah lagi saat ini Uni Eropa kembali mencari masalah dengan menggugat Indonesia ke WTO terkait ekspor bijih nikel. 

"Kita usul gertak saja dengan menghentikan pesanan sebanyak 313 Airbus yang kita pesan ke Prancis," ujar Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Mardani H. Maming di Jakarta, Jumat (20/12). 

Mardani mengusulkan, Indonesia menghentikan pembelian sebanyak 313 pesawat komersil Airbus yang sudah dipesan kepada Prancis, sebagai posisi tawar.

Hal ini sempat juga disinggung oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa Indonesia adalah pembeli terbanyak Airbus.

Mardani mengatakan, total pesanan pesawat Indonesia ke Airbus saat ini sebanyak 313 unit. Yang telah selesai dibuat mencapai 95 unit. Dengan rincian, Citilink sebanyak 25 unit, Garuda 58 unit, dan terbanyak oleh Lion Air 230 unit.

"Kita adalah pemborong pesawat terbesar di Airbus. Jadi, buat apa kita baik-baikan sama dia. Dia enggak bantu-bantu. Malah ikut ngompor-ngomporin CPO kita," ujarnya. 

Ia mengungkapkan, kontribusi pembelian pesawat Indonesia sangat besar dibandingkan ekspor sawit Indonesia ke Eropa.

Diperkirakan pembelian pesawat ke Airbus mencapai USD42,8 miliar atau sebesar Rp599 triliun. Sedangkan ekspor Sawit Indonesia tahun 2018 sebesar Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.

"Tidak sebanding dengan kontribusi devisa kita ke dia. Meskipun itu realisasinya bertahap," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X