Viral Minta Lockdown Dicabut, Siapa Presiden Dunia HE Djuyoto Suntani?

- Rabu, 13 Mei 2020 | 14:17 WIB
 Presiden Dunia HE Djuyoto Suntani memberikan pidato di Hungria.(Twitter/@@Presidensuntani)
Presiden Dunia HE Djuyoto Suntani memberikan pidato di Hungria.(Twitter/@@Presidensuntani)

Nama HE Djuyoto Suntani mendadak populer. Pria kelahiran Jepara ini meminta semua pemimpin di dunia mencabut lockdown, membuat rakyat sengsara.

“Saya atas nama masyarakat international minta di seluruh penjuru Dunia untuk mengakhiri kebijakan lockdown, termasuk Pemerintah Republik Indonesia. Planet Bumi bersih dari virus corona, jangan sengsarakan masyarakat dengan kebijakan salah hanya karena terpengaruh isu virus corona yang diciptakan oleh konspirasi global,” tegas Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani di akun media sosial miliknya, baru-baru ini.

Menurutnya, sejak adanya lockdown dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), rakyat menjadi lebih menderita. Dia berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pejabat daerah segera mengangkat kebijakan tersebut.

“Sebagai Pemimpin Dunia yang lahir di Indonesia, saya punya empati pada rakyat Indonesia. Tiap Hari saya dapat Laporan masyarakat yang menderita karena kebijakan PSBB. Aparat yang Jaga PSBB juga stress, bingung, tidak tahu jaga apa?. Saya Minta Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah yang buat kebijakan PSBB, untuk mengakhiri PSBB,” tambahnya.

-
Presiden Dunia HE Djuyoto Suntani melantik para kepala negara Eropa menjadi anggota. (Twitter/@Presidensuntani)

Siapa Presiden Dunia HE Djuyoto Suntani?

HE Djuyoto Suntani mengklaim sebagai tokoh paling berpengaruh dan dihormati masyarakat international. Dia menjabat sebagai Presiden Komite Perdamaian Dunia atau President of The World Peace Committee (TWPC) yang didirikannya sejak 7 Maret 1997 di Basel, Swiss. 

Komite Perdamaian Dunia disahkan bersama dengan sembilan pemimpin yang berasal dari sembilan negara. Visi dan misinya membangun keluarga masyarakat baru bumi dengan hati.

Komunitas ini ternyata cukup dikenal secara internasional. Bahkan, telah memiliki sistem kepemimpinan yang kolektif dan selektif dari perwakilan 202 negara di seluruh dunia, termasuk Swiss.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X