Dorong Pemanfaatan Digital, Baznas "Tantang" Mahasiswa

- Sabtu, 7 Desember 2019 | 13:30 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan hadiah kepada Juara 1 JakBee Bussines Proposal (Dok: Baznas DKI Jakarta)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan hadiah kepada Juara 1 JakBee Bussines Proposal (Dok: Baznas DKI Jakarta)

Baznas (Bazis) DKI Jakarta menyelenggarakan kompetisi Hackathon untuk tingkat mahasiswa. Dalam kompetisi tersebut, Baznas menantang para Mahasiswa untuk ikut mencarikan solusi berbasis teknologi dan aplikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh masayarakat Jakarta. Panitia sendiri menetapkan 4 kategori yang selama ini memang menjadi masalah krusial Jakarta sebagai ibukota. 

"Empat kategori itu adalah kesehatan, kemiskinan, pelayanan publik dan lingkungan hidup," ujar Wakil ketua 2 Baznas DKI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saat Suharto, Sabtu (7/12).

Ia menjelaskan, panitia menerima 60 proposal dari 60 tim mahasiswa yang tersebar dari berbagai perguruan tinggi, kebanyakannya berasal dari Jabotabek, seperti Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Inslam Neger dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. 

"Bahkan ada tim yang berasal dari UGM dan Amikom Yogyakarta. Masing-masing tim terdiri dari 3 orang mahasiswa," jelasnya. 

Menurut Suharto, dari 60 proposal yang masuk, tim seleksi memilih total 25 proposal dari empat kategori masalah yang dipilih oleh peserta. Dari tiap kategori dipilih 6 kelompok (kecuali lingkungan hidup 7 kelompok) untuk bersaing di babak hack time, yang diselenggarakan mulai Kamis sampai Jum’at (5-6/12) di Taman Wiladatika Cibubur Jakarta Timur. 

Dalam babak hack time, para peserta mendapat dua kali penjurian, yaitu penjurian inisial dan penjurian final. Penjurian inisial dilakukan pada saat tim diberi kesempatan menyusun koding untuk aplikasi yang mereka bangun. Disini penilaian sepenuhnya menyangkut IT atau masalah teknis. Sedangkan penjurian Final dilakukan terhadap 12 tim terbaik yang terseleksi dari penjurian inisial. 

"Mereka diambil dari tiga tim terbaik dari masing-masing kategori. Dari situ mereka diberi kesempatan mempresentasikan karya merea  di hadapan para  juri yang terdiri dari para ahli dan praktisi IT. Disini mereka bukan hanya dinilai dari aspek teknis IT-nya saja, tetapi juga aspek ekonomi dan impack-nya bagi masyarakat," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X