Anak Kurang Bisa Berempati, Punya Risiko Jadi Pelaku Perundungan

- Jumat, 19 Juli 2019 | 10:52 WIB
photo/Ilustrasi bullying/whyy.org
photo/Ilustrasi bullying/whyy.org

Mungkin kita pernah bertemu dengan anak yang sulit memberikan rasa empati kepada orang lain. Ternyata, anak yang kurang bisa berempati merupakan salah satu ciri anak yang berisiko menjadi pelaku perundungan. Hal ini diungkapkan oleh psikolog RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Jane Cindy Linardi, M.Psi, CGA.

"Dia tidak bisa mengerti perasaan orang lain, kurang bisa berempati," kata psikolog Jane di Jakarta, Kamis (8/7).

Menurut Jane, untuk menumbuhkan rasa empati pada anak, orang tua bisa mengajarkan dengan hal-hal sederhana. Misalnya, perilaku antre saat berada di toilet umum atau berempati pada asisten rumah tangga (ART) yang sedang sakit sehingga tidak bisa mengerjakan tugasnya seperti biasa.

"Ajari anak menahan buang air dan harus antre. Lalu, di rumah bisa juga diajari berempati pada ART. Kasih penjelasan ke anak kalau tugasnya bisa kita siapkan dulu karena ART sakit," kata Jane.

Selain kurang berempati, ciri-ciri lain pelaku perundungan adalah regulasi emosi yang kurang, selalu ingin berkuasa, ingin mendominasi dan perilaku agresif. Mereka juga terbiasa dengan kekerasan, misalnya dari orang tua yang memukul, menampar, meninju atau kekerasan verbal seperti komunikasi kasar, penuh makian kepada anak.

"Bisa juga karena situasi rumah penuh agresi, konflik dan permusuhan antara ayah-ibu, maupun orang tua-anak, KDRT yang terjadi dalam keluarga," kata dia.

Untuk menghindari hal itu terjadi pada anak, Jane menyarankan agar orang tua menerapkan pola asuh yang tidak melibatkan kekerasan, namun tetap tegas. Kemudian, mengekspresikan kasih sayang dan penerimaan pada anak.

"Jalin komunikasi terbuka, luangkan waktu rutin untuk sesi sharing setiap minggu. Semua anggota keluarga bercerita pengalaman seminggu terakhir, agar anak merasa komunikasi di keluarga terbuka. Topiknya bisa berganti-ganti," kata Jane.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X