Fakta Menarik Pulau Bougainville yang Pilih Merdeka dari Papua Nugini

- Jumat, 13 Desember 2019 | 14:40 WIB
Warga memegang bendera Bougainville di tempat pemungutan suara saat referendum kemerdekaan (Reuters/Melvin Levongo)
Warga memegang bendera Bougainville di tempat pemungutan suara saat referendum kemerdekaan (Reuters/Melvin Levongo)

Papua Nugini baru saja melaksanakan referendum yang digelar sejak 23 November-7 Desember 2019 untuk menentukan nasib Pulau Bougainville apakah merdeka atau tetap berada dalam kesatuan Papua Nugini.

Referendum tersebut menghasilkan keputusan Pulau Bougainville lepas dari Papua Nugini setelah mayoritas penduduk Pulau Bougainville dengan kalkulasi 98 persen memilih merdeka.

Total ada 181.067 kertas suara dan 176.928 orang atau 97,7 persen memilih merdeka. Sementara 3.043 orang atau 3,3 persen memilih otonomi. Sisanya, 1.096 surat suara tidak sah. Dengan demikian, Pulau Bougainville dinyatakan sudah bukan bagian dari Papua Nugini.

Berikut fakta-fakta menarik dari Pulau Bougenville yang dirangkum Indozone dari berbagai sumber:

1. Populasi dan Letak Geografis

Pulau Bougainville adalah pulau utama dari Daerah Otonom Bougainville di Papua Nugini. Wilayah ini juga disebut dengan Provinsi Bougainville atau Solomon Utara.

-
Letak geografis Pulau Bougainville (Sumber: Google Maps)

Populasi pulau ini adalah 175.160 (data sensus 2000), yang meliputi pulau Buka yang berdekatan dan berbagai-bagai pulau terpencil termasuk Carterets.

Meskipun Pulau Bougainville secara geografis merupakan bagian dari Kepulauan Solomon, wilayah ini merupakan provinsi Papua Nugini sebelum akhirnya merdeka dan menjadi negara sendiri.

2. Ditemukan Jerman, Dijajah Australia

Pulau ini dinamakan Bougainville menurut nama navigator Prancis Louis Antoine de Bougainville pada tahun 1885 datang di bawah pemerintahan Jerman menemukan pulau ini sebagai bagian dari Nugini Jerman.

-
Louis Antoine de Bougainville penemu Pulau Bougainville (Sumber: Wikipedia)

Australia mendudukinya pada tahun 1914 dan, sebagai Liga Bangsa-Bangsa wajib listrik, dikelola sejak tahun 1918 sampai Jepang menyerbu pada tahun 1942 dan kemudian lagi dari tahun 1945 sampai kemerdekaan Papua Nugini pada tahun 1975.

3. 'Surga' Emas dan Tembaga

Pulau ini kaya akan tembaga dan emas. Sebuah tambang besar didirikan di Panguna pada awal tahun 1970 oleh Bougainville Copper Limited, anak perusahaan Rio Tinto.

-
Ilustrasi (Pexels)

Perselisihan atas dampak lingkungan, pembaian keuangan dan perubahan sosial yang dibawa oleh tambang memperbaharui gerakan separatis gerakan yang telah aktif sejak 1970-an.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X