Anak dari 4 Benua Terancam Krisis Iklim, Suaranya Sangat Ingin Didengar Pemimpin di G20 

- Sabtu, 29 Oktober 2022 | 12:58 WIB
Save The Children kampanye krisis iklim. (INDOZONE/Feby)
Save The Children kampanye krisis iklim. (INDOZONE/Feby)

Save The Children menggelar kampanye Aksi Generasi Iklim Save The Children Indonesia, mengenai suara anak dari empat Benua untuk G20 yang memproiritaskan terhadap ancaman krisis iklim dan kemiskinan pada anak.

Kampanye tersebut juga diwakili oleh 4 anak perwakilan dari beberapa Provinsi, yakni Grace (17) perwakilan dari Sumba NTT, Putra (17) perwakilan dari Jakarta, Aruna perwakilan dari Yogyakarta dan Rizieq perwakilan dari Sulawesi tengah.

Suara anak tertuang dalam spanduk sepanjang 220 meter yang ditunjukan kepada para Pemimpin Dunia, yang dibentangkan oleh 130 anak-anak dari SMP dan SMP di DKI Jakarta, yang di gelar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2022)

Laporan Global Save The Children 'Generation Hope', memaparkan bahwa sekitar 774 juta anak di seluruh dunia atau sepertiga dair populasi anak anak dunia hidup di bawah garis kemiskinan yang parah dan risiko dampak krisis iklim.

Baca Juga: Tutup P20, Puan Ingin Hasil Summit Jadi ‘New Hope’ bagi Masyarakat Dunia

Dalam laporan tersebut, juga Indonesia memperoleh peringkat tertinggi ke-9 secara global terkait jumlah anak yang mengalami kedua ancaman tersebut.

-
Save The Children kampanye krisis iklim. (INDOZONE/Feby)

 

Troy Pantouw Chief Advocacy, Campaign, Communication & Media dari Save The Children menyatakan, bawa suara-suara anak sangat penting di dengar untuk mengurangi anak-anak yang terkena dampak krisis iklim dan kemiskinan.

"Suara anak dari empat benua sangat penting untuk segera didengarkan dan ditanggapi oleh para pemimpin di G20 pada bulan November (2022) nanti, untuk mengurangi emisi dan membantu anak-anak yang paling terkena dampak krisis iklim dan kemiskinan," ujar Tony Pantouw.

Dalam laporan Generation Hope, menunjukan lebih dari 60 juta anak di Indonesia setidaknya mengalami setidaknya sutu kali kejadian iklim ekstream dalam setahun.

Baca Juga: Bicara di P20, Puan Maharani: Tak Ada Negara yang Bisa Hadapi Gejolak Global Sendirian

Selain itu, menurut Aruna perwakilan dari Yogyakarta menyatakan, bahwa anak-anak sekarang menjadi lebih sadar tentang risiko krisis iklim dan lebih memilih menjadi agen perubahan.

"Anak muda sekarang semakin sadar akan tantangan dan risiko dari krisis iklim dan menjadi agen perubahan melalui aksi-aksi yang kami lakukan," ujar Aruna.

Perwakilan Save The Children Jakarta, Putra (17) menyatakan berdasarkan data survei yang dimiliki dengan melibatkan koresponden mencapai 21 ribu anak memiliki hasil 59,8 persen menyadari perubahan iklim, 30.7 persen anak menyadari bahwa faktor ekonomi mempengaruhi lingkungan sekitar mereka.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X