AS (31), dosen yang mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima, NTB, mengaku membunuh pacarnya yang seorang perawat bernama Intan Muliyatin (25) karena sakit hati lamarannya ditolak.
Namun, bukan cuma faktor itu yang membuat dirinya gelap mata hingga tega menghabisi nyawa Intan. Kemarahan AS memuncak lantaran selama ini dia sudah membiayai Intan kuliah di Universitas Muslim Makassar.
"Selama ini saya sudah berjuang membiayai dia kuliah, tapi balasan orang tuanya seperti ini," katanya saat diperiksa di kantor polisi.
Baca juga: Murka Lamaran Ditolak Ortu, Seorang Dosen Tega Bunuh Perawat Cantik, Kekasihnya Sendiri
Kekecewaan AS pada akhirnya meledak menjadi tindakan pembunuhan karena ucapan orang tua Intan saat menolak lamarannya.
"Mereka bilang, 'walaupun malaikat datang (melamar) saya akan tetap tolak'. Di situ saya gak bisa terima," kata AS.
Baca juga: Perawat Dibunuh Dosen di Bima, Rupanya Gara-gara Mulut Tajam Orang Tuanya
Pembunuhan yang dilakukan AS pun mengejutkan rekan-rekannya di kampus STISIP Mbojo Bima. Sebab, selama ini AS dikenal baik dan humoris dan tidak mudah tersinggung.
"Kami kaget, kami tidak menyangka. Karena dia suka melucu kalau lagi kumpul sama kami. Dia juga tidak gampang marah orangnya," ujar Pembantu Ketua III STISIP Mbojo Bima, Tasrif.
Pihak STISIP Mbojo Bima sendiri menyerahkan kasus ini kepada pihak kepolisian.
"Kami turut berduka atas kejadian ini," imbuh Tasrif.
Seperti diberitakan sebelumnya, AS menghadang Intan di Jalan Dana Traha Gunung Raja Kelurahan Dara, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, pada Rabu (5/8/2020) sekitar pukul 8.28 WITA.
Ketika itu Intan baru saja pulang mengantarkan orang tuanya berjualan di Pasar Ama Hami Kota Bima. Sebelum terjadi penusukan dengan parang, Intan dan AS sempat beradu mulut.
“Tersangka sakit hati karena lamarannya ditolak orang tuanya,” ujar Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo Wicaksono.