Harga emas melesat ke level tertinggi sepanjang masa, pada Senin pagi (3/8/2020). Kondisi ini terjadi sebagai imbas dari pelemahan dolar AS serta kekhawatiran atas kejatuhan ekonomi global akibat melonjaknya kasus virus corona, sehingga mendongkrak permintaan emas.
Harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi US$1.976,47 per ounce pada pukul 07.28 WIB, setelah mencapai rekor tertinggi US$1.984,66 di awal perdagangan Asia, demikian laporan yang dikutip dari Reuters, di Bengaluru, Senin (3/8/2020).
Harga emas berjangka Amerika Serikat menguat 0,5% menjadi US$1.996,30 per ounce.
Virus corona menginfeksi 4,6 juta orang di Amerika Serikat dan lebih dari 17,96 juta di seluruh dunia.
Amerika Serikat berada dalam fase baru wabah virus corona dengan infeksi 'menyebar luar biasa' di daerah perdesaan serta perkotaan, kata pakar virus corona Gedung Putih, Minggu waktu setempat.
Sementara itu, Kepala Staf Gedung Putih, Mark Meadows mengatakan, tidak optimistis bisa segera mencapai kesepakatan putaran legislasi berikutnya untuk memberikan bantuan kepada warga Amerika yang sangat terpukul pandemi tersebut.
Indeks Dolar (Indeks DXY) bertahan mendekati level terendah lebih dari dua tahun terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Di sisi fisik, pedagang emas China dipaksa untuk menawarkan diskon paling curam, pekan lalu, karena permintaan anjlok.
Spekulan mengurangi posisi bullish mereka dalam kontrak emas dan perak COMEX pada pekan hingga 28 Juli, ungkap Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka (CFTC) Amerika, Jumat.
Logam lainnya, perak turun 0,1% menjadi US$24,35 per ounce, platinum melemah 0,8% menjadi US$899,90 per ounce, dan palladium merosot 1,1% menjadi US$2.068,98 per ounce.
