Buntut Rasisme Berkedok Kebebasan Berekspresi, Prancis Diboikot, MUI Minta Menlu Bertindak

- Senin, 26 Oktober 2020 | 14:10 WIB
Kolase foto Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi (ANTARA) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (Instagram @emmanuelmacron)
Kolase foto Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi (ANTARA) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron (Instagram @emmanuelmacron)

Aksi penistaan agama Islam oleh majalah asal Prancis yang berkedok kebebasan berekspresi berbuntut panjang.

Cerita kelam krisis toleransi di negara itu kian parah setelah Presiden Emmanuel Macron malah menyerukan pernyataan provokatif.

Bahkan, sejumlah negara menyerukan boikot terhadap Prancis. Tidak hanya di luar, kecaman juga datang dari dalam negeri.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia.

Pemanggilan itu bertujuan untuk meminta penjelasan komprehensif mengenai pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang menyudutkan Islam dan penganutnya.

"Ternyata pernyataan Macron tentang Islam sebagai pemicu utama di banyak kasus kekerasan di dunia, terutama jika umat Islam mayoritas, ini sangat berbahaya, seakan menyamakan Islam agama kekerasan dan intoleran," kata Muhyiddin dilansir dari ANTARA, Senin (26/10/2020).

Menurut Muhyiddin, pernyataan Macron justru bakal menyuburkan Islamofobia.

Kecaman juga dilayangkan sejumlah petinggi negara seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Mereka pun menyerukan aksi boikot terhadap produk-produk buatan Prancis.

Muhyiddin menambahkan, jumlah umat Muslim di Prancis terus bertambah. Peran mereka terhadap negara itu tidak boleh diabaikan.

"MUI menilai bahwa Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan Islamphobia," kata Muhyiddin.

Muhyiddin mengatakan, Prancis sendiri dalam sejarah tercatat sebagai salah satu kolonialis dunia yang sangat rasialis dan kejam atas warga jajahan mereka di dunia, terutama di Benua Afrika.

"Tak aneh jika reaksi atas sikap Macron dari dunia Islam cukup keras di mana beliau diminta untuk menarik pernyataannya. Beberapa negara di Timur Tengah sudah mengancam akan melakukan embargo terhadap produk Prancis," kata dia.

Seperti diketahui, Macron menyampaikan pernyataan kontroversial usai seorang guru dipenggal akibat memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas.

Tak berapa lama, beberapa wanita Muslim juga dibunuh oleh sekelompok orang.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X