Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II dan III Jadi Kunci, Menkeu: Semoga Second Wave Tak Terjadi

- Selasa, 16 Juni 2020 | 17:18 WIB
 Suasana hari pertama pembukaan kembali pusat perbelanjaan di Mall Central Park, Jakarta, Senin (15/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)
Suasana hari pertama pembukaan kembali pusat perbelanjaan di Mall Central Park, Jakarta, Senin (15/6/2020). (INDOZONE/Arya Manggala)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah terus berupaya untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini tidak terjun terlalu dalam.

Diakuinya, Pertumbuhan Ekonomi (PE) di kuartal II-2020 atau triwulan kedua tahun ini diperkirakan akan jatuh negatif, mengingat pada kuartal ini kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sedang diberlakukan.

Namun demikian, dengan insentif dan skenario Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah disiapkan, diharapkan pada kuartal III nanti, PE akan masuk kembali ke zona positif, sehingga resesi atau krisis ekonomi bisa dihindari.

"Kita harap yang terdalam adalah pada Mei, sehingga Juni walaupun belum positif, tapi tidak kontraksi terlalu dalam. Kalau ini terjaga, di kuartal III dan IV, di kuartal ketiga mendekati 0 dan (kuartal) IV positif. Maka kita tetap berharap PE kita masih tumbuh positif," ujar Sri Mulyani dalam video confference APBN KITA, Selasa (16/6/2020).

Ia cukup optimistis, dengan skenario PEN yang disiapkan pemerintah, maka krisis ekonomi yang ditakutkan tidak akan terjadi.

"Definisi resesi memang PE dua kuartal berturut-turut negatif. Kita di kuartal I positif, kuartal II negatif dan kita harap perbaikan di kuartal III dan IV. Jadi technically bukan resesi," tuturnya.

Sri Mulyani cukup optimistis bahwa transisi PSBB yang dilakukan saat ini, dengan mulai dibukanya beberapa sektor perekonomian seperti pusat retail, pasar, perkantoran dan cabang-cabang produksi, maka hal itu akan cukup menolong pergerakan ekonomi masyarakat.

"Kalau kita lihat daerah seperti DKI ada beberapa relaksasi. Jadi kita harap dengan pembukaan ini, tekanan yang paling dalam di Mei, mungkin Juni belum hilang karena masih sebagian. Juni mungkin masih kontraksi, tapi tidak sedalam Mei," tuturnya.

"Makanya kita tambahkan anggaran penanganan (Covid-19) tersebut, tapi kalau itu tidak terealisasi ya tidak dapat mengurangi kontraksi tadi," sambungnya.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB

Fotokopi KTP Tidak Berlaku Lagi, Ini Penggantinya

Sabtu, 16 Maret 2024 | 18:05 WIB
X