Sekjen PBB: Kita Telah Racuni Udara, Tanah dan Air, Sekarang Alam Menyerang Balik

- Rabu, 13 Januari 2021 | 11:21 WIB
Sekjen PBB, Antonio Guterres. (U.S. Mission Photo, CC BY-NC-ND 2.0 via eco-business.com)
Sekjen PBB, Antonio Guterres. (U.S. Mission Photo, CC BY-NC-ND 2.0 via eco-business.com)

Pemimpin politik, wakil organisasi internasional dan pelaku ekonomi yang berasal lebih dari 50 negara ikut serta dalam One Planet Summit yang digelar Prancis dengan dukungan PBB.

Mereka berjanji untuk menciptakan kawasan lindung yang mencakup 30 persen daratan dan lautan dunia. Inisiatif ini disebut "30-30".

Inisiatif "30-30" dimaksudkan untuk menjadi landasan bagi pertemuan keanekaragaman hayati di Kunming, China, yang ditunda tahun lalu karena pandemi virus corona.

Tapi, sampai saat ini Beijing masih belum mengumumkan tanggal yang baru untuk konferensi internasional itu. Sebuah sumber yang terlibat dalam persiapan itu mengatakan kepada kantor berita AFP, kemungkinan itu akan berlangsung pada awal Oktober.

"Sampai sekarang, kita terus menghancurkan planet kita, menyalahgunakannya seolah-olah kita memiliki planet cadangan," ujar Sekjen PBB Antonio Guterres pada One Planet Summit di Paris melalui tautan video dari New York.

"Kita telah meracuni udara, tanah dan air, dan mengisi lautan kita dengan plastik. Dan sekarang alam menyerang balik," katanya, menunjuk pada krisis pandemi corona sebagai contoh kasus.

Dikatakan bahwa dampak perubahan iklim baru-baru ini mulai terasa. Rata-rata lahan seluas satu lapangan sepak bola di hutan tropis alami ditebang atau dibakar setiap enam detik, kata Antonio Guterres.

Terkait target keanekaragaman hayati yang telah ditetapkan satu dekade lalu oleh negara-negara di dunia semuanya tidak ada yang berhasil dicapai, tambahnya. Melindungi alam adalah faktor penting untuk memerangi perubahan iklim.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X