Pilu Bu Wagirah Tinggal di Tenda Sejak Tanahnya Digusur Buat Bangun Bandara YIA Kulonprogo

- Senin, 31 Agustus 2020 | 12:36 WIB
Wagirah, warga Desa Glagah, Kulonprogo yang menolak digusur oleh proyek Bandara YIA Kulonprogo, kini tinggal di tenda. (Istimewa)
Wagirah, warga Desa Glagah, Kulonprogo yang menolak digusur oleh proyek Bandara YIA Kulonprogo, kini tinggal di tenda. (Istimewa)

Ingatan publik kembali melayang pada masa-masa penggusuran lahan dan rumah warga di sejumlah desa di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, usai Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) purna dibangun dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat (28/8/2020).

Gegap gempita dan rasa bangga Presiden Jokowi dan sejumlah pejabat negara lain yang hadir saat meresmikan bandara itu, berbanding 180 derajat dengan duka lara dan nestapa yang dirasakan penduduk setempat yang digusur paksa. Ya, dikatakan "digusur paksa" karena sebagian dari mereka sejatinya tak ingin meninggalkan tanah dan sawah mereka.

Memori pahit itu pun membuat dokumentasi berupa foto-foto dan video penggusuran warga di masa itu kembali ramai di media sosial. Di antara sekian banyak dokumentasi yang beredar, mungkin kisah Wagirah, seorang petani di Desa Glagah, termasuk salah satu yang paling menguras emosi.

Betapa tidak. Wagirah sangat bersikukuh ingin mempertahankan lahan yang telah diwariskan leluhurnya secara turun temurun. Maka dia pun menolak berapapun tanahnya dibayar.

Dalam sebuah video yang direkam pada pertengahan Juli 2018, terlihat Wagirah mencoba melawan petugas. Namun apa daya. Dia bukan siapa-siapa. Dia cuma seorang perempuan lemah, seorang rakyat kecil, yang jelas tak ada apa-apanya di hadapan ratusan aparat gabungan.

Dalam sebuah fotonya yang dibagikan akun Twitter @metaruang, Wagirah tampak duduk bersimpuh di hadapan puluhan aparat polisi. Wajahnya terlihat sayu meski penuh aura perlawanan.

-
Wagirah duduk bersimbah di hadapan aparat.

Sementara dalam fotonya yang lain, dia terlihat berdiri sambil berkacak pinggang, menantang aparat yang cuma acuh tak acuh menghadapinya. 

"Kita telah melawan, Bu Wagirah. Sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya. Kita bakal kembali mengupak api dalam sekam. Berulang-kali," tulis akun @metaruang.

Sementara itu, dalam sebuah film dokumenter yang dibagikan akun Instagram @brigitta_arinda, diketahui bahwa Wagirah tinggal di dalam tenda selama setahun sejak rumah dan lahannya digusur.

"Kalau saya nggak dirobohin, nggak dihancurin saya akan tetap memperjuangkan tanah bumi pertiwi saya," katanya dalam film dokumenter tersebut.

"Saya ini kan orang tani. Kalau semua lahan pertanian diambil saya mau kerja apa?" katanya pula.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Brigitta Arinta (@brigitta_arinta) on

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X