Sedih! AirAsia Jepang Hitung Hari Tutup Operasional di Tengah Pendapatan Terpuruk

- Sabtu, 3 Oktober 2020 | 15:28 WIB
Kru AirAsia di Jepang. (Kyodo News)
Kru AirAsia di Jepang. (Kyodo News)

Maskapai penerbangan Malaysia, AirAsia Group sedang mempertimbangkan untuk menutup operasinya di Jepang.

Keputusan akhir dapat diharapkan dalam waktu seminggu, kata kepala eksekutifnya pada Kamis (01/09/2020).

Ini menyusul penurunan penumpang dan ekonomi yang lesu di tengah pandemi Covid-19 hingga berdampak pada pendapatan perusahaan.

Hal ini merupakan salah satu dampak COVID-19 terhadap industri penerbangan.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa kami sedang melihat setiap opsi, termasuk menutup operasi," kata Tony Fernandes kepada wartawan ketika diminta untuk mengonfirmasi laporan berita bahwa AirAsia Jepang akan menghentikan bisnis kepada Kyodo News seperti yang dikutip INDOZONE, Sabtu (3/10/2020).

"AirAsia Jepang, kami sangat kecil. Kami hanya membangun diri ketika COVID-19 terjadi," tambah pendiri maskapai itu.

Kyodo News melaporkan pada Rabu, seorang sumber pemerintah setempat mengatakan bahwa AirAsia Japan Co. telah memberitahu pemerintah prefektur Aichi, tempat maskapai berada bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menutup penerbangan.

AirAsia Jepang telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Penerbangan pertamanya pada tahun 2012 dari bandara Narita dekat Tokyo sebagai perusahaan patungan dengan All Nippon Airways (ANA).

Tetapi AirAsia menghentikan kerjasama di tahun berikutnya dan maskapai menjadi sepenuhnya dimiliki oleh ANA, lalu mengubah namanya menjadi Vanilla Air.

Fernandes kemudian membangkitkan AirAsia Jepang dengan mitra baru, termasuk perusahaan e-commerce Rakuten Inc.

Penerbangan pertama di bawah inkarnasi, baru lepas landas pada tahun 2017 dari Bandara Internasional Chubu Centrair Nagoya. 

Maskapai ini memiliki tiga armada pesawat.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X