Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengimbau pendaki mematuhi aturan pendakian di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan saat pendakian seperti yang baru menimpa seorang pendaki remaja bernama Muhammad Gibran Arrasyid (14), yang hilang 5 hari di Gunung Guntur.
"Taati aturan-aturan protokol pendakian," kata Helmi Budiman, Jumat (24/9/2021).
Helmi juga mengapresiasi semua tim gabungan yang terlibat dalam proses pencarian Gibran, dan membuahkan hasil korban ditemukan dalam keadaan selamat.
Sementara itu, Pengurus Asosiasi Olahraga Pendaki Gunung Indonesia (AOPGI) Garut Fiki Nur Falah berharap kasus ini menjadi evaluasi bagi semua pihak agar tidak terulang lagi.
"Ini patut dievaluasi bagi pihak-pihak terkait salah satunya oleh BKSDA itu sendiri juga oleh volunter," katanya.
Menurutnya, perlu ada aturan standar pendakian gunung di Garut untuk meminimalisir risiko atau kecelakaan saat pendakian.
"Bikin kebijakan standarisasi, naik gunung itu apa saja syaratnya misalkan batas umur," katanya.
Dia menyoroti pendaki yang hilang di Gunung Guntur itu masih sangat muda dan belum punya banyak pengetahuan soal persiapan pendakian. Karena, di Gunung kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi.
"Harus siap, fisik, mental, kebugaran itu harus siap, selain peralatan yang lengkap," tegasnya.
Saat ini, Gibran masih dirawat di rumah sakit karena mengalami dehidrasi. Diperkirakan, beberapa hari lagi dia sudah diizinkan pulang.
Diketahui, Gibran ikut dalam rombongan pendakian yang berjumlah 14 orang. Mereka mendaki Gunung Guntur pada Sabtu (18/9/2021) sore dan berkemah di Pos 3 untuk istirahat dan lanjut mendaki keesokan hari.
Namun, saat hendak mendaki kembali, Gibran memilih tidak lanjut ke puncak dan tetap tinggal di Pos 3. Namun, saat teman-temannya turun kembali, Gibran tidak ada di tenda, sementara barang dan peralatannya masih di tempat.
Setelah 5 hari pencarian, Korban ditemukan di sekitar Curug Cikoneng atau tidak jauh dari lokasi awal dilaporkan hilang di Pos 3.
