Israel Bangun Permukiman di Yerusalem Timur, 4 Negara Eropa Desak Dihentikan

- Kamis, 20 Januari 2022 | 14:33 WIB
Pasukan keamanan Israel di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. (REUTERS/Ammar Awad)
Pasukan keamanan Israel di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur. (REUTERS/Ammar Awad)

Otoritas Israel menyetujui rencana pembangunan sekitar 3.500 rumah di Yerusalem Timur yang diduduki. Hampir setengah dari rumah-rumah itu akan dibangun di daerah kontroversial Givat Hamatos dan Har Homa.

Menyikapi langkah itu, empat menteri luar negeri Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol mendesak Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman di Yerusalem Timur.

Dalam pernyataan bersama mengutip Reuters, Kamis (20/1/2022) negara-negara Eropa itu mengatakan ratusan bangunan baru akan menjadi hambatan tambahan untuk solusi dua negara, yakni upaya perdamaian internasional untuk menciptakan negara bagi rakyat Palestina.

Mereka mengatakan bahwa pembangunan di daerah itu akan semakin memisahkan Tepi Barat dari Yerusalem Timur, dan bahwa pemukiman itu merupakan pelanggaran hukum internasional.

Tidak Diakui Internasional

Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk Kota Lama, dalam perang 1967 dan kemudian mencaplok wilayah itu. Langkah Israel mencaplok Yerusalem Timur tidak diakui dunia internasional.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Pelaku Utama Pembunuhan TNI di Jakut

Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan di Tepi Barat yang diduduki Israel, yang berbatasan dengan kota itu, dan Jalur Gaza. Sementara Israel memandang seluruh kota sebagai ibu kota yang tak terpisahkan.

Sebagian besar pemerintah dunia menganggap pembangunan permukiman Israel itu ilegal karena mengambil wilayah yang akan dijadikan negara oleh Palestina.

Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol juga menyatakan keprihatinan tentang penggusuran dan pembongkaran di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, di mana penduduknya mengatakan mereka sedang diusir.

Sebelumnya pada Rabu (19/1/2022), polisi Israel mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur. Padahal, warga mengatakan bahwa mereka telah tinggal selama beberapa dekade.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X